Kawasan **Ampel**, yang terletak di jantung Kota Surabaya, Jawa Timur, bukan sekadar sebuah nama lingkungan. Ia adalah sebuah destinasi ziarah dan pusat perdagangan bersejarah yang sarat makna. Nama besar Ampel identik dengan sosok Sunan Ampel (Raden Rahmat), salah satu dari Wali Songo, yang memainkan peran krusial dalam penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa. Kawasan ini menjadi magnet bagi jutaan peziarah dari berbagai penjuru nusantara dan bahkan mancanegara.
Pusat Spiritualitas Islam Nusantara
Inti dari kawasan Ampel adalah Masjid Agung Sunan Ampel. Kompleks masjid dan makam ini merupakan cagar budaya yang terawat baik. Setiap hari, terutama malam Jumat, area ini dipadati ribuan peziarah yang datang untuk berwudhu, shalat berjamaah, dan membaca tahlil di dekat pusara sang wali. Suasana yang tercipta adalah perpaduan antara kekhusyukan ibadah dan hiruk pikuk kehidupan pasar yang tak pernah berhenti. Keunikan Ampel terletak pada kemampuan kawasan ini menjaga tradisi religius yang telah berlangsung ratusan tahun, sambil tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi yang dinamis.
Sejarah berdirinya masjid ini diperkirakan mengikuti jejak dakwah Sunan Ampel di abad ke-15. Arsitekturnya sendiri menunjukkan perpaduan pengaruh Jawa klasik dan Islam Timur Tengah, meskipun telah mengalami berbagai renovasi dan penambahan bangunan seiring waktu. Kehadiran makam yang begitu dihormati menjadikannya salah satu tujuan utama wisata religi di Jawa Timur, menyaingi tempat-tempat suci lainnya di Indonesia.
Surga Belanja Khas Arab dan Religi
Berjalan sedikit menjauhi area masjid, pengunjung akan langsung disambut oleh lorong-lorong sempit yang dipenuhi pedagang. Inilah sisi lain dari **Ampel** yang terkenal: pusat perniagaan barang-barang kebutuhan religius dan impor dari Timur Tengah. Berbagai pernak-pernik haji dan umrah, seperti peci, sajadah bermutu tinggi, sarung, minyak wangi (parfum Arab), hingga aneka makanan khas Timur Tengah, dijual dengan harga yang kompetitif.
Banyak peziarah memanfaatkan kesempatan ini untuk berbelanja oleh-oleh yang dianggap memiliki nilai spiritual lebih tinggi karena berasal dari kawasan yang dekat dengan pusat dakwah Wali Songo. Interaksi antara penjual dan pembeli sering kali diwarnai dengan bahasa Indonesia yang bercampur dengan dialek lokal dan sedikit sentuhan bahasa Arab. Kondisi ini menciptakan atmosfer multikultural yang khas di setiap sudut gang.
Harmoni Sosial dan Budaya
Kawasan Ampel adalah miniatur harmoni sosial. Meskipun didominasi oleh komunitas Muslim, area ini juga menjadi rumah bagi warga dari berbagai latar belakang etnis dan agama yang hidup berdampingan. Kehadiran Kampung Arab yang kental memberikan ciri khas tersendiri, terlihat dari ornamen bangunan, tata letak jalan, hingga kuliner yang ditawarkan. Warisan budaya ini dijaga dengan baik oleh komunitas setempat, menjadikannya laboratorium nyata kerukunan.
Bagi wisatawan yang baru pertama kali berkunjung, menelusuri gang-gang kecil di **Ampel** bisa menjadi pengalaman yang sedikit menantang namun sangat memuaskan. Jalanan yang padat oleh pejalan kaki, gerobak dorong, dan motor sesekali memaksa pengunjung untuk bergerak perlahan, memberikan kesempatan lebih untuk mengamati detail kehidupan sehari-hari dan arsitektur bangunan tua yang masih berdiri kokoh di antara bangunan baru. Keaslian dan denyut kehidupan otentik inilah yang membuat Ampel terus dicintai dan dikunjungi.
Secara keseluruhan, Ampel menawarkan lebih dari sekadar tempat ibadah; ia menawarkan pelajaran sejarah, pengalaman belanja unik, dan sebuah representasi hidup dari akulturasi budaya yang telah membentuk identitas Islam di Indonesia. Mengunjungi Ampel adalah menyelami lapisan demi lapisan sejarah spiritualitas Jawa.