Gambar skematis sederhana Voltmeter dan Amperemeter.
Dalam dunia kelistrikan dan elektronika, pengukuran yang akurat adalah fondasi dari desain, pemeliharaan, dan pemecahan masalah (troubleshooting). Dua instrumen pengukuran paling mendasar dan vital adalah ampere meter (pengukur arus) dan voltmeter (pengukur tegangan). Meskipun keduanya sering kali digabungkan dalam satu alat serbaguna yang dikenal sebagai multimeter digital modern, memahami fungsi masing-masing secara terpisah sangat penting untuk menguasai prinsip dasar rangkaian listrik.
Perbedaan utama terletak pada apa yang mereka ukur dan bagaimana mereka dihubungkan ke dalam rangkaian. Kegagalan dalam menghubungkan alat ukur dengan benar dapat menyebabkan pembacaan yang salah, atau bahkan kerusakan permanen pada alat ukur itu sendiri.
Voltmeter dirancang untuk mengukur beda potensial listrik, atau tegangan (Voltage, V), antar dua titik dalam sebuah rangkaian. Tegangan adalah energi potensial yang mendorong elektron untuk bergerak. Satuan standar untuk tegangan adalah Volt.
Untuk mengukur tegangan secara akurat, voltmeter harus dipasang secara paralel (atau secara merentang) melintasi komponen yang ingin diukur tegangannya. Prinsip ini didasarkan pada kebutuhan voltmeter memiliki resistansi internal yang sangat tinggi (idealnya tak terhingga). Resistansi tinggi ini memastikan bahwa sebagian besar arus rangkaian mengalir melalui jalur komponen utama, dan hanya sedikit arus yang "dialihkan" untuk melewati voltmeter, sehingga pembacaan tegangan tidak terdistorsi.
Ampere meter, sering juga disebut ammeter, berfungsi untuk mengukur laju aliran muatan listrik, yaitu arus listrik (Current, I). Arus diukur dalam satuan Ampere (A).
Berbeda dengan voltmeter, ampere meter harus dihubungkan secara seri (segaris) dengan komponen di mana arus ingin diukur. Ini berarti sirkuit harus dibuka, dan ampere meter diletakkan sebagai bagian integral dari jalur aliran arus tersebut. Hal ini karena ampere meter idealnya memiliki resistansi internal yang sangat rendah (mendekati nol). Resistansi rendah ini memungkinkan arus mengalir melaluinya tanpa hambatan signifikan, sehingga arus yang mengalir melalui meter sama dengan arus yang mengalir melalui rangkaian.
Menghubungkan ampere meter secara paralel ke sumber tegangan atau komponen akan menyebabkan arus yang sangat besar mengalir melalui resistansi internalnya yang rendah, berpotensi merusak meter (disebut "short circuiting" jalur pengukuran).
Di era modern, alat ukur yang paling umum digunakan adalah multimeter. Multimeter menggabungkan fungsi voltmeter, ampere meter, ohmmeter (pengukur resistansi), dan sering kali fungsi lainnya dalam satu perangkat portabel.
Ketika menggunakan multimeter, pengguna harus secara manual memilih fungsi yang diinginkan (V untuk Tegangan, A untuk Arus) dan yang paling krusial, memilih jack input yang sesuai. Untuk pengukuran tegangan DC/AC, probe biasanya dimasukkan ke jack 'VΩmA'. Namun, untuk pengukuran arus tinggi (misalnya, di atas 200mA), pengguna harus memindahkan probe positif ke jack input khusus (sering ditandai '10A' atau '20A') yang memiliki sirkuit shunt terpisah yang dirancang untuk menahan arus yang lebih besar.
Memahami perbedaan antara ampere meter dan voltmeter—yaitu, koneksi seri untuk arus dan koneksi paralel untuk tegangan—adalah keterampilan dasar dalam teknik kelistrikan. Dengan alat yang tepat dan metode koneksi yang benar, teknisi dapat mendiagnosis masalah, memverifikasi spesifikasi desain, dan memastikan keamanan operasional semua sistem listrik dan elektronik.