Mengolah atau memperbaiki permukaan kaca sering kali membutuhkan kehati-hatian ekstra. Berbeda dengan kayu atau logam, kaca adalah material yang sangat keras namun rapuh. Kesalahan dalam pemilihan alat pengamplasan dapat menyebabkan pecah atau goresan permanen yang tidak diinginkan. Dalam konteks ini, penggunaan amplas buat kaca menjadi sangat penting, meskipun istilah "amplas" mungkin sedikit menyesatkan dibandingkan alat abrasif khusus kaca.
Secara umum, pengamplasan kaca dilakukan untuk menghilangkan goresan minor, menghaluskan tepi yang kasar setelah pemotongan, atau membuat efek buram (frosted). Proses ini memerlukan grit yang sangat halus dan teknik yang tepat.
Kaca, yang pada dasarnya adalah silika amorf, sangat berbeda dari material organik atau logam. Jika Anda menggunakan amplas standar (seperti yang berbasis kertas atau kain untuk kayu), hasilnya hampir pasti adalah goresan yang lebih dalam atau bahkan keretakan termal karena gesekan tinggi dan panas yang dihasilkan. Oleh karena itu, proses yang benar seringkali disebut sebagai pemolesan atau sanding basah menggunakan material abrasif yang sangat keras.
Material yang sering digunakan sebagai pengganti amplas konvensional untuk kaca meliputi:
Pemilihan grit sangat krusial. Grit diukur dalam angka; semakin besar angkanya, semakin halus partikel abrasifnya. Untuk pekerjaan kaca, kita selalu memulai dari grit yang lebih kasar menuju yang paling halus.
Jika Anda berhadapan dengan goresan:
Kunci sukses dalam menggunakan amplas buat kaca adalah pendinginan. Pengamplasan kaca harus selalu dilakukan dalam keadaan basah. Air berfungsi ganda: ia mencegah kaca terlalu panas (yang dapat menyebabkan retak) dan juga berfungsi membawa partikel material yang terlepas, mencegahnya menggores ulang permukaan yang sudah dihaluskan.
Saat mengaplikasikan tekanan, pastikan tekanan merata. Jika Anda menggunakan alat tangan, bentuk pegangan harus mendukung tekanan yang konsisten di seluruh area kerja. Jika menggunakan mesin gerinda khusus kaca, kecepatan putaran harus dijaga rendah hingga sedang, terutama pada tahap awal.
Perpindahan antar grit harus dilakukan secara bertahap. Setelah selesai dengan grit 400, Anda harus memastikan bahwa semua goresan yang ditinggalkan oleh grit 400 sudah hilang sebelum beralih ke grit 800. Jika tidak, Anda hanya akan memperdalam goresan lama dengan partikel yang lebih halus.
Meskipun artikel ini membahas tentang amplas, penting untuk dicatat bahwa pekerjaan ini menghasilkan debu kaca halus (silika). Debu ini sangat berbahaya jika terhirup. Selalu gunakan masker debu berkualitas tinggi (respirator P100 direkomendasikan). Selain itu, kacamata pelindung wajib digunakan karena serpihan kecil dapat memantul.
Secara keseluruhan, meskipun istilah "amplas" umum digunakan, pekerjaan penghalusan kaca membutuhkan bahan abrasif yang jauh lebih maju, seperti bantalan intan dan pendinginan air yang konstan, untuk mencapai hasil yang halus dan jernih tanpa merusak material.
Penggunaan amplas pada kaca adalah seni presisi. Dengan peralatan yang tepat—bukan amplas kertas biasa, melainkan bantalan abrasif khusus—dan teknik yang sabar, bahkan goresan yang mengganggu pun bisa dihilangkan.