Dalam lautan hikmah Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang menjadi lentera bagi umat manusia, memberikan petunjuk dan peringatan yang relevan di setiap zaman. Salah satu ayat yang sarat makna adalah An Nisa ayat 118. Ayat ini seringkali menjadi bahan perenungan bagi para mufasir dan kaum Muslimin, membicarakan tentang kekuasaan dan kehendak Allah yang absolut, serta bagaimana setan senantiasa berusaha menyesatkan manusia.
Teks Arab dan Terjemahan An Nisa Ayat 118
أُولَٰئِكَ يَدْعُونَهُمْ إِلَىٰ النَّارِ وَيَدْعُوهُمْ إِلَىٰ الْجَنَّةِ بِإِذْنِ اللَّهِ وَيُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا فَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتُفَرِّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَٰلِكُمْ سُكُّمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Terjemahan: "Mereka (yang berbuat demikian) itu adalah orang-orang yang menyembah berhala, yang mereka seru di dunia ini, dan mereka akan diseret ke dalam neraka. Allah melaknatnya dan mereka mendapat siksa yang kekal. Sekali-kali tidaklah demikian, karena mereka tidak akan merasakan kesejukan di dalamnya (neraka) dan tidak pula mendapat minuman, kecuali air mendidih dan tempat berkalang nanah. Sebagai balasan, karena sesungguhnya mereka selalu mengharap (balasan) azab yang tiada pernah mereka takutkan akan datang, dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami."
*Catatan: Terjemahan di atas adalah bagian dari ayat An Nisa yang membahas tentang kesesatan dan laknat Allah. Konteks ayat lengkapnya lebih luas. Namun, fokus pada frasa yang mengarah pada kesesatan adalah inti dari pembahasan An Nisa ayat 118 dalam banyak tafsir.*
Konteks dan Penjelasan Mendalam
An Nisa ayat 118, dalam konteks surah An Nisa yang banyak membahas hukum-hukum terkait perempuan, keluarga, dan masyarakat, memberikan peringatan keras terhadap penyembahan selain Allah dan akibatnya. Ayat ini secara implisit menyoroti dua jalan utama yang dihadapi manusia: jalan menuju surga dan jalan menuju neraka. Allah SWT memerintahkan manusia untuk beriman hanya kepada-Nya, sedangkan setan dan para pengikutnya justru menyeru manusia ke neraka.
Ayat ini mengungkapkan bahwa mereka yang mengikuti jalan kesesatan, yaitu menyembah berhala atau tunduk pada selain Allah, akan diseret ke dalam neraka. Allah melaknat mereka, artinya menjauhkan mereka dari rahmat-Nya, dan mereka akan merasakan siksa yang pedih dan kekal. Gambaran tentang "air mendidih" dan "tempat berkalang nanah" adalah metafora yang menggambarkan betapa mengerikannya penderitaan di neraka bagi orang-orang yang durhaka.
Inti dari peringatan dalam ayat ini adalah penegasan tentang keesaan Allah dan bahaya syirik (menyekutukan Allah). Setan, yang merupakan musuh bebuyutan manusia, senantiasa berusaha membisikkan keraguan, menumbuhkan kesombongan, dan mengajak manusia untuk melupakan Allah serta mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan. Mereka yang mengikuti bisikan setan akan tersesat dari jalan Allah yang lurus.
Pelajaran Penting dari An Nisa Ayat 118
Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik dari An Nisa ayat 118:
- Kewaspadaan Terhadap Setan: Ayat ini mengingatkan kita bahwa setan adalah musuh yang nyata dan terus berupaya menyesatkan manusia. Kita harus senantiasa waspada terhadap tipu dayanya, baik yang halus maupun yang terang-terangan.
- Bahaya Syirik dan Penyembahan Selain Allah: Menyekutukan Allah, dalam bentuk apapun, adalah dosa besar yang akan membawa pada azab yang pedih. Hanya kepada Allah semata kita beribadah dan memohon pertolongan.
- Menjauhi Jalan Kesesatan: Ayat ini memerintahkan kita untuk tidak mengikuti jalan-jalan yang menyimpang dari ajaran Allah. Terkadang, jalan kesesatan itu terlihat menarik atau mengikuti mayoritas, namun jika bertentangan dengan kehendak Allah, maka ia adalah jalan menuju kehancuran.
- Ujian Iman dan Kehendak Allah: Ayat ini juga menunjukkan bahwa semua yang terjadi atas izin Allah. Setan memang menyesatkan, namun manusia memiliki kehendak untuk memilih antara mengikuti kebaikan atau keburukan.
- Kehidupan Akhirat adalah Kunci: Gambaran siksa neraka seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk lebih giat beribadah dan berbuat kebaikan, demi meraih keridhaan Allah dan kenikmatan surga.
Menghadapi Kesesatan di Era Modern
Di era modern ini, godaan dan bentuk-bentuk kesesatan semakin beragam. Informasi yang melimpah ruah, budaya yang semakin permisif, dan pengaruh media sosial dapat menjadi sarana setan untuk menyesatkan manusia. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat tentang ajaran Islam, keteguhan iman, dan zikir kepada Allah menjadi benteng terpenting untuk tidak tersesat.
Kita harus senantiasa memperdalam ilmu agama, bermohon perlindungan kepada Allah, dan bergaul dengan orang-orang saleh yang dapat mengingatkan kita jika kita mulai menyimpang. An Nisa ayat 118 adalah pengingat abadi bahwa setiap pilihan kita di dunia akan menentukan nasib kita di akhirat. Dengan memahami dan merenungkan ayat ini, semoga kita semakin mantap berjalan di jalan yang diridhai Allah SWT.