ع

An Nisa Ayat 129: Keadilan dan Kasih Sayang Allah yang Mendalam

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT senantiasa mengingatkan hamba-Nya tentang sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna, termasuk keadilan dan kasih sayang-Nya yang tak terbatas. Salah satu ayat yang secara lugas menjelaskan kedua aspek ilahi ini adalah Surat An Nisa ayat 129. Ayat ini memberikan perspektif mendalam tentang bagaimana Allah mengatur urusan dunia dan akhirat dengan penuh kebijaksanaan, tanpa pernah menzalimi hamba-Nya sedikit pun.

لَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ ۖ فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ ۚ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا
"Kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, maka janganlah kamu cenderung untuk cenderung kepada sebagian dari mereka (sehingga) kamu biarkan yang lain (seperti) tergantung. Dan jika kamu perbaiki (urusanmu) dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Memahami Konteks An Nisa Ayat 129

Ayat ini turun dalam konteks rumah tangga, khususnya terkait dengan hubungan suami dengan istri-istrinya, terutama bagi mereka yang memiliki lebih dari satu istri. Allah SWT mengetahui tabiat manusia yang secara inheren memiliki kecenderungan hati yang berbeda-beda. Kesempurnaan keadilan yang mutlak, dalam segala aspek, adalah sesuatu yang sulit atau bahkan mustahil dicapai oleh manusia. Keadilan yang dimaksud di sini mencakup perlakuan yang sama dalam hal nafkah, giliran, perhatian, dan kasih sayang.

Namun, penolakan Allah terhadap ketidakmampuan manusia untuk mencapai keadilan sempurna bukanlah berarti membiarkan ketidakadilan merajalela. Ayat ini justru memberikan panduan yang sangat bijak. Allah melarang seorang suami untuk "cenderung kepada sebagian dari mereka (sehingga) kamu biarkan yang lain (seperti) tergantung." Istilah "tergantung" mengisyaratkan kondisi yang tidak pasti, tidak nyaman, dan tidak terpenuhi haknya. Seorang istri yang diperlakukan demikian akan merasa terabaikan, tidak dihargai, dan hidupnya menjadi tidak stabil.

Keadilan yang Mampu Dicapai dan Ambang Batasnya

Meskipun keadilan mutlak sulit dicapai, Islam menganjurkan dan mewajibkan adanya usaha untuk berlaku adil semaksimal mungkin. Keadilan yang menjadi tuntutan syariat adalah keadilan dalam hal-hal yang bersifat lahiriah dan dapat diukur, seperti memberikan nafkah yang layak, memenuhi hak giliran menginap, dan memberikan pakaian serta tempat tinggal yang setara. Dalam hal perasaan dan kecenderungan hati, Allah memberikan keringanan karena hal tersebut di luar kendali manusia.

Namun, keringanan dalam hal perasaan ini harus diimbangi dengan kewaspadaan agar tidak melanggar batas keadilan yang dimampui. Seorang suami harus terus berusaha untuk tidak membiarkan salah satu istrinya merasa diabaikan. Komunikasi yang baik, empati, dan kesadaran akan tanggung jawab adalah kunci untuk menjaga keharmonisan.

Kasih Sayang dan Pengampunan Allah

Bagian akhir dari ayat ini, "Dan jika kamu perbaiki (urusanmu) dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," adalah penyejuk hati bagi setiap mukmin. Ayat ini memberikan harapan dan solusi. Jika seorang suami, meskipun menyadari ketidaksempurnaannya, berusaha untuk memperbaiki perilakunya, berupaya semaksimal mungkin untuk berlaku adil, dan senantiasa bertakwa kepada Allah, maka Allah SWT akan mengampuni segala kekurangannya.

Ini menunjukkan betapa luasnya ampunan Allah dan betapa besar kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya yang berusaha. Allah tidak membebani hamba-Nya di luar kesanggupannya. Justru, Dia membuka pintu taubat dan memberikan rahmat bagi mereka yang tulus memperbaiki diri. Kata "taqwa" sendiri mencakup kesadaran untuk patuh pada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, termasuk dalam hal menjaga keadilan dalam rumah tangga.

Implikasi dan Pelajaran

An Nisa ayat 129 memberikan beberapa pelajaran penting:

Dengan memahami An Nisa ayat 129, kita diingatkan bahwa dalam setiap aturan dan perintah Allah, terdapat hikmah, keadilan, dan kasih sayang yang sempurna. Fokus pada upaya memperbaiki diri, memohon ampunan, dan senantiasa bertakwa adalah jalan terbaik untuk menggapai keridaan-Nya, baik dalam urusan rumah tangga maupun kehidupan secara keseluruhan.

🏠 Homepage