Dalam Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang memiliki makna mendalam dan relevansi abadi bagi kehidupan umat manusia. Salah satu ayat yang sering dibahas dan menjadi fondasi penting dalam ajaran Islam adalah Surah An Nisa ayat 85. Ayat ini tidak hanya sekadar perintah atau larangan, melainkan sebuah panduan komprehensif yang membentuk karakter individu dan tatanan masyarakat Muslim.
"Pergilah kamu (dengan mereka) untuk berperang pada jalan Allah, sedang kamu tidak memikul tanggung jawab melainkan atas dirimu sendiri dan anjurkanlah orang mukmin (berperang); mudah-mudahan Allah menolak dengan kerasnya serangan orang-orang yang tidak percaya itu. Allah lebih keras dalam siksa-Nya dan lebih keras dalam pukulan siksa-Nya." (QS. An Nisa: 85)
Ayat ini turun pada masa ketika umat Islam menghadapi berbagai tantangan, baik dari internal maupun eksternal. Ancaman dari musuh seringkali menghantui, dan kaum Muslimin dituntut untuk memiliki kekuatan serta persatuan yang kokoh. Namun, An Nisa ayat 85 memberikan perspektif yang lebih dalam daripada sekadar ajakan untuk berperang secara fisik.
Ayat ini menggarisbawahi dua aspek penting. Pertama, "sedang kamu tidak memikul tanggung jawab melainkan atas dirimu sendiri." Ini menunjukkan bahwa setiap individu bertanggung jawab penuh atas niat dan tindakannya. Ketika berjuang di jalan Allah, individu harus memiliki keyakinan yang tulus dan tidak terpaksa atau terbebani oleh tanggung jawab orang lain yang tidak ia ambil. Ini adalah panggilan untuk kesadaran diri dan integritas.
Kedua, "dan anjurkanlah orang mukmin (berperang)." Ini adalah instruksi untuk saling memberikan motivasi, dukungan, dan nasihat dalam kebaikan dan perjuangan di jalan Allah. Sifat kolektif dan semangat ukhuwah (persaudaraan) dihidupkan melalui anjuran ini. Ini menegaskan bahwa perjuangan di jalan Allah bukanlah upaya individu semata, melainkan sebuah gerakan kolektif yang didasarkan pada keimanan dan persaudaraan.
Inti dari An Nisa ayat 85, dan ajaran Islam secara umum, adalah pentingnya ukhuwah Islamiyah. Persaudaraan antar sesama Muslim bukan hanya sekadar ikatan emosional, melainkan sebuah fondasi spiritual dan sosial yang kuat. Ayat ini menekankan bahwa ketika satu orang Mukmin berjuang di jalan Allah, ia juga memiliki tanggung jawab untuk membangkitkan semangat dan dorongan pada Mukmin lainnya.
Konsep ini melampaui medan perang fisik. Dalam kehidupan sehari-hari, ukhuwah berarti saling menguatkan, saling menasihati, dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Ketika salah satu saudara kita sedang diuji atau menghadapi kesulitan, kita dianjurkan untuk memberikan dukungan dan dorongan, bukan justru menjauh atau mengabaikan. Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat lain, "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10).
Meskipun ayat ini berbicara tentang perjuangan dan peperangan, maknanya sangat relevan dalam konteks kehidupan modern. Perjuangan di jalan Allah kini dapat diartikan dalam berbagai bentuk, termasuk:
Dalam setiap bentuk perjuangan ini, An Nisa ayat 85 mengingatkan kita akan pentingnya niat yang tulus dan tanggung jawab pribadi. Selain itu, ayat ini juga menekankan kekuatan kolektif. Semangat untuk saling menganjurkan, mendukung, dan membangkitkan semangat perjuangan akan menciptakan gelombang positif yang lebih besar dalam masyarakat.
An Nisa ayat 85 bukan hanya ayat tentang pertahanan atau peperangan dalam arti harfiah, tetapi lebih dalam lagi, ia adalah pengingat akan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan dan bertanggung jawab. Ketika satu individu Mukmin berjuang, ia tidak sendirian. Ia memiliki saudara-saudara seiman yang diharapkan turut memberikan dorongan dan dukungan. Kebaikan dan perjuangan di jalan Allah adalah sesuatu yang berpindah, menular, dan saling menguatkan. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai dalam an nisa ayat 85, umat Islam dapat membangun persaudaraan yang kokoh, masyarakat yang berdaya, dan diri yang senantiasa dekat dengan ridha Allah.