Ekstremitas superior, atau anggota gerak atas, adalah bagian tubuh yang sangat penting bagi manusia. Fungsinya yang beragam, mulai dari memegang, mengangkat, hingga melakukan gerakan halus yang kompleks, menjadikannya salah satu aset paling berharga dalam aktivitas sehari-hari. Memahami anatomi ekstremitas superior secara mendalam tidak hanya relevan bagi profesional medis, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya.
Struktur ekstremitas superior sangatlah kompleks, terdiri dari berbagai macam tulang, sendi, otot, saraf, dan pembuluh darah yang bekerja sama secara harmonis. Bagian ini dapat dibagi menjadi beberapa segmen utama: bahu, lengan atas, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, dan tangan. Masing-masing segmen memiliki komponen anatomi spesifik yang berkontribusi pada fungsi keseluruhan.
Bahu merupakan area paling proksimal dari ekstremitas superior. Sendi bahu, atau sendi glenohumeral, adalah sendi peluru yang memungkinkan rentang gerak yang luar biasa luas. Tulang-tulang yang membentuk bahu meliputi klavikula (tulang selangka), skapula (tulang belikat), dan humerus (tulang lengan atas) bagian proksimal. Sendi utama di area ini adalah:
Otot-otot rotator cuff, seperti supraspinatus, infraspinatus, teres minor, dan subscapularis, memainkan peran krusial dalam stabilisasi sendi bahu dan memungkinkan berbagai gerakan rotasi.
Segmen ini membentang dari bahu hingga siku. Tulang utama di lengan atas adalah humerus. Lengan atas memiliki dua kelompok otot utama: otot fleksor di bagian depan (biceps brachii, brachialis, brachioradialis) yang berfungsi menekuk siku, dan otot ekstensor di bagian belakang (triceps brachii) yang berfungsi meluruskan siku. Saraf medianus, ulnaris, dan radialis melintasi lengan atas, menginervasi otot-otot dan memberikan sensasi pada kulit.
Siku adalah sendi engsel yang memungkinkan gerakan fleksi (menekuk) dan ekstensi (meluruskan) lengan. Sendi siku dibentuk oleh tiga sendi: humeroulnar (antara humerus dan ulna), humeroradial (antara humerus dan radius), dan radioulnar proksimal (antara radius dan ulna). Ligamen kuat, seperti ligamen kolateral ulnaris dan ligamen kolateral radialis, memberikan stabilitas pada sendi ini. Otot-otot bisep dan trisep, bersama dengan otot-otot lengan bawah, memungkinkan gerakan lengan bawah terhadap lengan atas.
Lengan bawah membentang dari siku hingga pergelangan tangan, terdiri dari dua tulang: radius (di sisi ibu jari) dan ulna (di sisi kelingking). Sendi radioulnar proksimal dan distal memungkinkan gerakan pronasi (memutar telapak tangan ke bawah) dan supinasi (memutar telapak tangan ke atas). Lengan bawah memiliki banyak otot, dibagi menjadi kelompok anterior (fleksor pergelangan tangan dan jari) dan posterior (ekstensor pergelangan tangan dan jari). Otot-otot ini bertanggung jawab atas gerakan yang sangat halus dan kuat pada tangan dan jari.
Pergelangan tangan adalah sambungan kompleks antara ujung distal radius dan ulna dengan delapan tulang karpal kecil yang tersusun dalam dua baris. Sendi radiokarpal memungkinkan gerakan fleksi, ekstensi, abduksi (gerakan menjauh dari garis tengah tubuh), dan adduksi (gerakan mendekati garis tengah tubuh) pergelangan tangan. Terowongan karpal, sebuah saluran yang dibentuk oleh tulang karpal dan ligamen, dilalui oleh tendon fleksor dan saraf medianus.
Tangan adalah bagian paling distal dari ekstremitas superior, yang terdiri dari tulang-tulang metakarpal dan falanges (tulang jari). Tangan memiliki jumlah sendi yang sangat banyak, memungkinkan berbagai macam gerakan, mulai dari menggenggam objek besar hingga manipulasi benda-benda kecil dengan presisi tinggi. Otot-otot intrinsik tangan memberikan gerakan halus pada jari, sementara otot-otot di lengan bawah memberikan kekuatan yang lebih besar.
Secara keseluruhan, anatomi ekstremitas superior adalah sebuah mahakarya biologi. Setiap komponen, mulai dari tulang yang kokoh hingga otot yang halus dan saraf yang kompleks, berkontribusi pada kemampuan luar biasa kita untuk berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Pemahaman yang baik tentang struktur ini adalah kunci untuk pencegahan cedera, diagnosis, dan penanganan kondisi medis yang berkaitan dengan anggota gerak atas.