Dalam ekosistem investasi modern, terutama yang berpusat pada aset digital dan instrumen keuangan yang sangat volatil, istilah "Anggar Degen" telah menjadi sangat populer. Istilah ini merupakan gabungan dari kata "Anggar" (merujuk pada gerakan cepat dan spekulatif) dan "Degen" (singkatan dari *degenerate* atau orang yang melakukan aktivitas berisiko tinggi tanpa perhitungan matang). Memahami filosofi di balik praktik ini sangat penting, baik bagi mereka yang tertarik untuk berpartisipasi maupun bagi para analis pasar.
Anggar Degen, dalam konteks finansial, menggambarkan strategi investasi yang sangat agresif dan oportunistik. Ini bukan tentang analisis fundamental jangka panjang; sebaliknya, ini adalah tentang mengambil risiko besar untuk potensi keuntungan yang sangat besar dalam waktu singkat. Praktik ini sering terlihat di pasar kripto, terutama dalam perdagangan koin baru (shitcoin), NFT spekulatif, atau investasi pada proyek yang baru diluncurkan (launchpad) dengan kapitalisasi pasar rendah.
Aktivitas ini sering kali dilakukan dengan menggunakan modal yang dianggap 'risiko' atau bahkan utang (leverage tinggi). Para pelakunya, atau para 'Degen', beroperasi dengan mentalitas 'all-in' atau 'nothing'. Mereka percaya bahwa di tengah kekacauan pasar, peluang untuk mendapatkan keuntungan seratus kali lipat (100x) lebih besar daripada risiko kerugian total.
Mengapa seseorang memilih jalur yang sangat berbahaya ini? Jawabannya kompleks dan melibatkan beberapa faktor psikologis utama:
Meskipun potensi keuntungannya menarik, risiko yang dihadapi oleh para Anggar Degen jauh lebih besar. Mayoritas investasi spekulatif semacam ini berakhir dengan kerugian total. Beberapa risiko signifikan meliputi:
Mengelola portofolio dengan pendekatan Anggar Degen memerlukan disiplin yang paradoks. Disiplin yang dimaksud di sini bukanlah disiplin untuk menahan kerugian, melainkan disiplin untuk menentukan berapa banyak modal yang siap untuk hilang sepenuhnya. Para ahli keuangan sering menyarankan bahwa jika seseorang memilih untuk terlibat dalam aktivitas ini, alokasi modalnya harus sangat kecil, tidak melebihi 1-5% dari total aset investasi yang mereka miliki.
Pada akhirnya, Anggar Degen adalah cerminan dari sisi paling berani—atau paling ceroboh—dari pasar keuangan. Ini adalah medan perang di mana keberanian bertemu dengan kehancuran, dan pemahaman mendalam tentang manajemen risiko, meski sering diabaikan, adalah satu-satunya perisai yang mungkin membantu bertahan dari serangan pasar yang brutal.
Membedakan antara investasi strategis dan pertaruhan murni adalah langkah pertama untuk menghindari jebakan emosional dari Anggar Degen.