Dalam dunia pengelolaan keuangan, baik itu skala individu, rumah tangga, perusahaan, maupun negara, konsep anggaran adalah fondasi utama yang menentukan arah dan keberhasilan pencapaian tujuan. Namun, apa sebenarnya definisi anggaran menurut perspektif para ahli yang telah mendalami ilmu ekonomi dan akuntansi? Memahami kerangka pikir para pakar ini sangat penting untuk mengaplikasikan anggaran secara efektif.
Secara umum, mayoritas ahli sepakat bahwa anggaran bukan sekadar daftar pengeluaran dan pemasukan di masa depan. Ia adalah instrumen manajemen yang sangat vital. Menurut para ahli akuntansi manajerial, anggaran berfungsi ganda: sebagai alat perencanaan (planning tool) dan alat pengendalian (controlling tool).
Sebagai alat perencanaan, ahli seperti Charles T. Horngren menekankan bahwa anggaran memaksa manajer untuk berpikir secara sistematis mengenai tujuan yang ingin dicapai di periode mendatang. Ini melibatkan estimasi pendapatan yang realistis serta alokasi sumber daya yang efisien untuk mendukung strategi bisnis. Jika tanpa anggaran, operasi akan berjalan reaktif tanpa arah yang jelas.
Dari sudut pandang ekonomi, anggaran seringkali dikaitkan erat dengan konsep kelangkaan sumber daya. Para ekonom melihat anggaran sebagai mekanisme alokasi optimal. Ketika sumber daya (uang, waktu, tenaga kerja) terbatas, anggaran berperan sebagai peta jalan yang menentukan prioritas pengeluaran.
Misalnya, dalam konteks anggaran pemerintah, para ekonom menekankan bahwa anggaran negara mencerminkan kebijakan fiskal. Anggaran tersebut harus seimbang (atau direncanakan defisit/surplusnya) untuk mencapai stabilitas makroekonomi. Ahli ekonomi publik akan menganalisis bagaimana alokasi dana publik dalam anggaran dapat mempengaruhi pertumbuhan PDB, inflasi, dan distribusi pendapatan. Mereka melihatnya sebagai kontrak sosial antara pemerintah dan warga negara.
Aspek krusial lain yang disoroti oleh para ahli adalah fungsi evaluatif anggaran. Setelah periode anggaran berakhir, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dalam anggaran. Perbandingan ini menghasilkan analisis varians.
Para ahli menekankan bahwa tujuan perbandingan ini bukanlah untuk mencari kesalahan, melainkan untuk mengidentifikasi penyimpangan dan memahami akar penyebabnya. Jika realisasi pengeluaran jauh melampaui batas yang dianggarkan, ini adalah sinyal bahwa proses perencanaan awal mungkin cacat, atau ada faktor eksternal tak terduga yang memengaruhinya. Hal ini mendorong siklus perbaikan berkelanjutan dalam manajemen keuangan.
Tidak semua ahli menyepakati jenis anggaran yang paling efektif. Ada perdebatan klasik antara anggaran statis dan anggaran fleksibel. Anggaran statis menetapkan satu tingkat aktivitas saja, yang cocok untuk lingkungan yang sangat stabil. Namun, pandangan para ahli modern cenderung mendukung anggaran fleksibel.
Ahli keuangan berpendapat bahwa anggaran fleksibel lebih unggul karena menyesuaikan biaya yang seharusnya terjadi berdasarkan tingkat output atau penjualan yang benar-benar dicapai. Hal ini membuat evaluasi kinerja menjadi lebih adil dan relevan, karena memisahkan variasi yang disebabkan oleh perubahan volume dari variasi yang disebabkan oleh efisiensi operasional murni.
Secara ringkas, berdasarkan konsensus para ahli di berbagai disiplin ilmu, anggaran adalah:
Oleh karena itu, ketika seseorang menyusun anggaran, mereka tidak hanya membuat daftar angka, tetapi sedang merumuskan strategi operasional yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang telah teruji.