*Gambar ilustratif dari Anggrek Monyet*
Anggrek Monyet, atau yang secara ilmiah dikenal sebagai Dracula simia, adalah salah satu flora paling unik dan memikat yang ditemukan di hutan hujan Andes Ekuador dan Peru. Namanya yang eksotis bukanlah tanpa alasan; struktur bunganya secara menakjubkan menyerupai wajah seekor kera kecil, menjadikannya primadona di kalangan kolektor dan pecinta anggrek langka.
Genus Dracula sendiri terdiri dari lebih dari 100 spesies, dinamai demikian karena dua sepal panjang yang menyerupai taring vampir (Dracula). Namun, D. simia menonjol karena fitur wajahnya. Struktur bunga ini terdiri dari tiga sepal yang menyatu, dengan dua sepal lateral (samping) membentuk "telinga" dan bagian tengahnya menyerupai "wajah" monyet.
Bunga anggrek ini cenderung memiliki warna dasar putih krem hingga kuning pucat, dihiasi dengan garis-garis merah marun atau ungu yang semakin memperkuat ilusi optik wajah primata. Ukurannya relatif kecil, namun penampilannya sangat mencolok sehingga mudah menarik perhatian penyerbuk alami, terutama lalat kecil.
Anggrek Monyet tumbuh secara epifit, yang berarti ia menempel pada pohon sebagai inang tanpa mengambil nutrisi dari pohon tersebut. Mereka sangat bergantung pada lingkungan hutan awan (cloud forest) yang lembap dan sejuk pada ketinggian antara 1.000 hingga 2.400 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini sangat spesifik: kelembapan udara harus sangat tinggi secara konsisten, dan suhu tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin.
Habitat alami ini membuat budidaya Dracula simia di luar wilayah asalnya menjadi tantangan tersendiri. Mereka membutuhkan sirkulasi udara yang baik dan substrat yang cenderung basah seperti lumut atau kulit kayu yang terdegradasi.
Keunikan bentuk bunga ini sangat erat kaitannya dengan strategi penyerbukan mereka. Anggrek ini berevolusi untuk menarik penyerbuk spesifik, yaitu lalat dari famili Phoridae. Lalat-lalat ini sering kali tertarik oleh bau yang dihasilkan oleh bunga, yang konon menyerupai aroma jamur atau sedikit membusukāsesuatu yang menarik bagi serangga tertentu.
Ketika lalat mendarat pada "wajah" monyet, mereka didorong masuk ke labellum (struktur bibir bunga) dan harus menavigasi labirin internal untuk mencapai nektar. Dalam proses tersebut, mereka tanpa sengaja mengambil serbuk sari (polinia) dan membawanya ke bunga lain. Struktur ini adalah contoh sempurna dari koevolusi antara tumbuhan dan serangga.
Meskipun keindahan dan keunikannya, Dracula simia menghadapi ancaman serius di alam liar. Beberapa faktor utama yang mengancam keberadaan anggrek monyet meliputi:
Oleh karena itu, upaya konservasi lokal sangat penting. Banyak ahli hortikultura kini berfokus pada pengembangan teknik budidaya in vitro (kultur jaringan) untuk menghasilkan stok tanaman yang sehat tanpa harus mengambilnya dari alam liar, sehingga membantu melestarikan spesies menakjubkan ini untuk generasi mendatang.
Anggrek monyet bukan sekadar bunga; ia adalah miniatur ekologi yang mengingatkan kita betapa kreatifnya alam dalam menciptakan bentuk kehidupan yang paling tak terduga dan luar biasa.