Dalam dunia medis, istilah "angin duduk" sering kali menimbulkan kebingungan. Istilah ini sebenarnya merupakan terjemahan awam atau bahasa sehari-hari dari kondisi medis yang jauh lebih serius. Memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan "angin duduk" sangat krusial untuk penanganan yang tepat, terutama karena istilah ini sering dikaitkan dengan gejala yang menyerupai penyakit jantung koroner.
Apa Itu Angin Duduk dalam Istilah Medis?
Secara terminologi medis, "angin duduk" adalah sebutan populer untuk kondisi yang dikenal sebagai Angina Pektoris (atau Angina). Angina bukan penyakit itu sendiri, melainkan sebuah gejala—yaitu rasa nyeri atau tidak nyaman di dada yang terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup.
Ilustrasi: Area nyeri dada yang sering dikaitkan dengan Angina Pektoris.
Mekanisme Terjadinya Angina
Jantung adalah otot yang bekerja nonstop, sehingga membutuhkan pasokan darah kaya oksigen secara konstan melalui pembuluh darah yang disebut arteri koroner. Angina Pektoris terjadi ketika arteri koroner menyempit (stenosis), biasanya akibat penumpukan plak kolesterol (aterosklerosis). Penyempitan ini mengurangi aliran darah ke otot jantung.
Ketika kebutuhan oksigen jantung meningkat—misalnya saat beraktivitas fisik berat, stres emosional, atau setelah makan besar—pasokan yang sudah terbatas menjadi tidak memadai. Ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan oksigen inilah yang memicu rasa nyeri atau tekanan di dada. Begitu aktivitas pemicu berhenti, kebutuhan oksigen turun, dan nyeri biasanya mereda.
Jenis-jenis Angina Pektoris
Angina tidak hanya muncul dalam satu bentuk. Para profesional medis mengklasifikasikannya berdasarkan pola munculnya gejala:
- Angina Stabil: Ini adalah bentuk yang paling umum. Nyeri cenderung terjadi secara teratur, dipicu oleh aktivitas tertentu yang dapat diprediksi, dan mereda dengan istirahat atau obat nitrogliserin dalam beberapa menit. Ini menunjukkan adanya penyempitan yang relatif konstan.
- Angina Tidak Stabil: Ini adalah kondisi darurat medis. Nyeri dada terjadi tiba-tiba, bisa terjadi saat istirahat, berlangsung lebih lama, atau lebih parah dari biasanya. Angina tidak stabil seringkali menandakan bahwa plak dalam arteri koroner telah pecah, meningkatkan risiko serangan jantung mendadak.
- Angina Variant (Prinzmetal's Angina): Jarang terjadi, angina ini disebabkan oleh kejang sementara pada arteri koroner, bukan penyempitan kronis akibat plak. Nyeri biasanya terjadi saat istirahat, seringkali pada malam hari.
- Angina Mikrovaskular: Terjadi ketika pembuluh darah kecil di jantung tidak berfungsi dengan baik, meskipun arteri koroner utama terlihat normal pada pemeriksaan.
Gejala yang Sering Disalahartikan sebagai "Angin Duduk"
Karena istilah "angin duduk" dipakai secara luas, banyak orang mengaitkannya dengan gas lambung atau masalah pencernaan. Meskipun gangguan pencernaan bisa menyebabkan ketidaknyamanan dada, penting untuk mengenali perbedaan gejala khas angina:
- Rasa tertekan, diremas, atau berat di tengah dada.
- Rasa sakit menjalar ke lengan (terutama kiri), leher, rahang, atau punggung atas.
- Keringat dingin, mual, atau sesak napas menyertai nyeri dada.
- Gejala memburuk saat beraktivitas fisik.
Jika nyeri dada bersifat tajam, terlokalisasi pada satu titik kecil, atau diperburuk saat menekan area tersebut, kemungkinan besar itu bukan Angina Pektoris, melainkan nyeri otot atau masalah muskuloskeletal. Namun, diagnosis pasti harus selalu dilakukan oleh dokter.
Pentingnya Diagnosis Medis
Mengandalkan diagnosis "angin duduk" tanpa pemeriksaan medis bisa sangat berbahaya. Jika gejala yang dialami adalah Angina Tidak Stabil, penundaan pengobatan dapat berujung pada Infark Miokard (serangan jantung). Dokter akan melakukan serangkaian tes, seperti elektrokardiogram (EKG), tes treadmill, atau angiogram, untuk memastikan penyebab nyeri dada dan menentukan apakah itu benar-benar Angina Pektoris akibat penyakit arteri koroner.
Penanganan Angina melibatkan perubahan gaya hidup (diet, berhenti merokok, olahraga teratur) dan penggunaan obat-obatan untuk mengencerkan darah, menurunkan tekanan darah, atau melebarkan pembuluh darah. Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab yang mendasari adalah kunci untuk mencegah komplikasi jangka panjang.