Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak lepas dari penggunaan angka. Mulai dari menghitung uang, membaca jam, hingga mencatat data penting, angka adalah elemen fundamental yang memudahkan segala aktivitas. Namun, tahukah Anda bahwa terdapat dua sistem penulisan angka yang paling umum digunakan di dunia saat ini: angka Arab dan angka Latin? Meskipun seringkali kita menyamakannya, kedua sistem ini memiliki sejarah, asal-usul, dan ciri khasnya masing-masing.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai angka Arab dan Latin, menggali sejarah perkembangannya, memahami perbedaan mendasar di antara keduanya, serta melihat bagaimana kedua sistem ini digunakan dalam berbagai konteks.
Ilustrasi Perbandingan Angka Arab dan Latin
Sistem angka yang kita kenal sebagai "angka Arab" sebenarnya tidak berasal dari Arab. Sistem ini berakar dari India kuno, yang kemudian diadopsi dan dikembangkan oleh para matematikawan di Timur Tengah, termasuk di dunia Arab. Ilmuwan Persia seperti Al-Khwarizmi memainkan peran krusial dalam menyebarkan sistem angka Hindu-Arab ini ke dunia Barat melalui karya-karyanya yang diterjemahkan. Karena itulah, di dunia Barat, angka ini lebih dikenal sebagai "angka Arab" karena jalur penyebarannya.
Sementara itu, "angka Latin" merujuk pada sistem penulisan angka yang digunakan dalam bahasa-bahasa yang berasal dari rumpun bahasa Latin, seperti Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, dan lainnya. Sistem ini sebenarnya merupakan turunan dari angka Romawi kuno. Angka Romawi, yang menggunakan kombinasi huruf seperti I, V, X, L, C, D, dan M, telah digunakan selama berabad-abad di Kekaisaran Romawi. Namun, sistem angka Romawi memiliki keterbatasan dalam operasi aritmetika yang kompleks dan kurang efisien dibandingkan dengan sistem nilai tempat yang diperkenalkan oleh angka Hindu-Arab.
Perbedaan paling mencolok antara angka Arab dan Latin terletak pada bentuk visual simbolnya. Angka Arab yang kita gunakan sehari-hari adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sistem ini menggunakan konsep nilai tempat, di mana posisi sebuah angka menentukan nilainya. Misalnya, dalam angka 123, angka '1' bernilai seratus, '2' bernilai dua puluh, dan '3' bernilai tiga.
Di sisi lain, angka Latin merujuk pada sistem penulisan yang biasanya menggunakan angka Romawi yang dimodifikasi. Namun, dalam konteks penggunaan sehari-hari di negara-negara berbahasa Latin, mereka juga menggunakan angka Hindu-Arab. Jika kita membicarakan "angka Latin" dalam konteks sejarah yang berbeda dari angka Hindu-Arab, maka yang dimaksud adalah angka Romawi (I, II, III, IV, V, dst.). Namun, dalam percakapan umum di era modern, ketika kita membandingkan dengan angka Arab, seringkali yang dimaksud adalah angka yang kita gunakan di Indonesia, yang sebenarnya adalah angka Hindu-Arab, namun digunakan dalam bahasa yang berakar dari Latin.
Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat perbandingan bentuk dan nilai:
| Angka Hindu-Arab (Umum Digunakan) | Angka Arab (Contoh di Bahasa Arab) | Angka Romawi (Dasar Angka Latin Kuno) |
|---|---|---|
| 0 | ٠ (Shifr) | - (Tidak ada simbol nol) |
| 1 | ١ (Wahid) | I |
| 2 | ٢ (Itsnan) | II |
| 3 | ٣ (Tsalatsah) | III |
| 4 | ٤ (Arba'ah) | IV |
| 5 | ٥ (Khamsah) | V |
| 6 | ٦ (Sittah) | VI |
| 7 | ٧ (Sab'ah) | VII |
| 8 | ٨ (Tsamaniyah) | VIII |
| 9 | ٩ (Tisa'ah) | IX |
| 10 | ١٠ (Asyarah) | X |
Meskipun ada berbagai sistem penulisan angka, sistem angka Hindu-Arab saat ini adalah yang paling dominan digunakan di seluruh dunia. Kemudahan dalam perhitungan, adanya simbol nol, dan efisiensi sistem nilai tempat menjadikannya pilihan utama dalam sains, teknologi, perdagangan, dan komunikasi global. Sebagian besar bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia, menggunakan angka Hindu-Arab.
Angka Arab (dalam arti simbol yang digunakan dalam bahasa Arab) juga masih digunakan di negara-negara yang berbahasa Arab, meskipun dalam konteks internasional dan teknis, angka Hindu-Arab juga seringkali dipahami dan digunakan.
Dalam dunia modern, ketika kita berbicara tentang angka Arab dan Latin, seringkali yang dimaksud adalah perbandingan antara angka Hindu-Arab (yang umum kita gunakan) dengan angka Romawi yang terkadang masih muncul dalam penandaan bab buku, penomoran seri produk, atau pada jam-jam tertentu.
Memahami sejarah dan perbedaan kedua sistem angka ini memberikan kita wawasan lebih dalam tentang bagaimana peradaban manusia membangun sistem komunikasi yang efisien. Sistem angka Hindu-Arab, dengan segala keunggulannya, telah menjadi tulang punggung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga saat ini, sementara warisan angka Romawi tetap memberikan nuansa historis dalam beberapa aplikasi.