Visualisasi sederhana konsep gender (muzakkar dan muannas).
Dalam mempelajari bahasa Arab, salah satu aspek fundamental yang seringkali menjadi tantangan bagi pemula adalah pemahaman mengenai angka muannas dan muzakkar. Konsep gender ini tidak hanya melekat pada kata benda dan kata sifat, tetapi juga memengaruhi bentuk penulisan angka ketika berhubungan dengan objek yang dihitung. Memahami perbedaan antara muzakkar (maskulin) dan muannas (feminin) adalah kunci untuk membentuk kalimat yang gramatikal dan tepat dalam bahasa Arab.
Secara umum, kata-kata dalam bahasa Arab dikategorikan menjadi dua jenis gender: muzakkar dan muannas.
Penandaan gender ini seringkali dapat dikenali dari akhiran kata. Beberapa ciri khas kata muannas adalah adanya huruf ta' marbuthah (ة) di akhir kata. Namun, tidak semua kata yang berakhiran ta' marbuthah pasti muannas, dan ada pula kata muannas yang tidak berakhiran ta' marbuthah (ini disebut muannas qiyasiyah atau sam'iyah). Sebaliknya, kata-kata yang tidak memiliki ciri-ciri muannas biasanya dianggap muzakkar.
Aturan mengenai angka muannas dan muzakkar dalam bahasa Arab menjadi lebih kompleks ketika kita berbicara tentang bilangan dari 3 hingga 10. Dalam rentang angka ini, bentuk angka tersebut akan berlawanan gender dengan kata benda yang dihitung.
Misalnya, jika kita ingin menghitung "tiga buku", di mana kata "buku" (كتاب - kitab) adalah muzakkar, maka angka tiga harus menggunakan bentuk muannas, yaitu ثلاثة (tsalatsah). Jadi, bentuknya menjadi ثلاثة كتب (tsalatsatu kutub). Sebaliknya, jika kita menghitung "tiga pena", di mana kata "pena" (قلم - qalam) adalah muzakkar, maka kita juga menggunakan bentuk muannas untuk angka tiga: ثلاثة أقلام (tsalatsatu aqlam).
Mari kita ambil contoh lain untuk kata muannas. Kata "sekolah" (مدرسة - madrasah) adalah muannas karena diakhiri ta' marbuthah. Jika kita ingin mengatakan "empat sekolah", maka angka empat harus menggunakan bentuk muzakkar. Bentuk muzakkar dari angka empat adalah أربعة (arba'ah). Jadi, kalimatnya menjadi أربعة مدارس (arba'atu madaris).
Untuk angka 1 dan 2, aturan ini sedikit berbeda.
Contoh:
Untuk angka dari 11 hingga 99, aturan gender untuk angka itu sendiri tidak berlaku secara terpisah seperti pada angka 3-10. Angka-angka ini terdiri dari dua bagian (misalnya, sebelas = satu dan sepuluh). Angka pertama (satuannya) akan mengikuti gender dari objek yang dihitung, sementara angka kedua (puluhannya) tetap dalam bentuk muzakkar (عشر - 'ashr) jika objeknya muzakkar, atau tetap sama meskipun objeknya muannas. Namun, yang lebih penting adalah kata benda yang dihitung setelah angka ini selalu dalam bentuk tunggal (mufrad) dan manshub (berharakat fathah pada akhir kata).
Contoh:
Untuk angka seratus (مائة - mi'ah), seribu (ألف - alf), dan kelipatannya, angka tersebut dianggap sebagai muannas. Aturan gender antara angka dan objek yang dihitung di sini adalah angka tersebut (yang dianggap muannas) akan diikuti oleh kata benda yang dihitung dalam bentuk tunggal (mufrad) dan majrur (berharakat kasrah pada akhir kata).
Contoh:
Penguasaan konsep angka muannas dan muzakkar ini sangat penting karena kesalahan dalam penerapan aturan gender dapat mengubah makna atau membuat kalimat menjadi tidak gramatikal. Selain itu, pemahaman yang baik tentang gender dalam bahasa Arab juga akan mempermudah Anda dalam memahami teks-teks keagamaan, sastra, dan percakapan sehari-hari. Latihan yang konsisten dalam mengidentifikasi gender kata benda dan menerapkan aturan penulisan angka yang sesuai adalah kunci untuk menguasai aspek bahasa Arab yang menarik ini.