Ilustrasi Angpau/Angpao
Dalam berbagai budaya Asia, terutama Tionghoa, amplop merah yang diisi dengan uang tunai memiliki peran sentral dalam perayaan penting. Amplop ini dikenal luas dengan sebutan angpau atau angpao. Meskipun istilahnya mungkin bervariasi antar daerah, esensinya tetap sama: simbol harapan baik, keberuntungan, dan restu yang ditransfer dari satu tangan ke tangan yang lain.
Kata "angpao" sendiri berasal dari bahasa Hokkien, di mana "ang" berarti merah dan "pao" berarti amplop. Warna merah bukanlah pilihan sembarangan; dalam kebudayaan Tionghoa, merah adalah warna yang melambangkan kemakmuran, kebahagiaan, vitalitas, dan yang terpenting, penolak roh jahat. Oleh karena itu, tidak heran jika momen pembagian angpau sering kali terjadi saat perayaan yang penuh sukacita.
Meskipun istilah angpau dan angpao sering digunakan bergantian di Indonesia, keduanya merujuk pada objek yang sama. Penggunaan istilah ini sangat umum di masyarakat Tionghoa perantauan. Namun, di luar konteks perayaan Imlek, amplop merah ini juga menjadi bagian tak terpisahkan dari acara-acara besar lainnya.
Pemberian angpau bukan sekadar transaksi finansial; ini adalah ritual sosial. Nilai uang yang dimasukkan ke dalam amplop biasanya merupakan angka genap, karena angka genap dianggap membawa keberuntungan. Namun, ada pengecualian penting: angka empat (yang bunyinya mirip dengan kata kematian dalam bahasa Mandarin) harus dihindari, sementara angka delapan (yang bunyinya mirip dengan kata kemakmuran) sangat diutamakan.
Ada beberapa momen kunci dalam siklus kehidupan di mana pemberian angpau menjadi wajib atau sangat dianjurkan:
Untuk menjaga nilai luhur tradisi, ada etika tertentu yang perlu diperhatikan saat berhadapan dengan angpao. Pemberi harus memastikan amplop dalam kondisi sempurna dan memberikan dengan kedua tangan sebagai tanda penghormatan. Jangan pernah memberikan angpau yang berisi uang baru yang kusut atau kotor.
Sementara itu, penerima juga memiliki tanggung jawab etiket. Saat menerima, penerima harus menerimanya dengan kedua tangan dan membungkuk sedikit. Hal yang sangat penting adalah penerima tidak boleh membuka isi angpau di hadapan pemberi, karena tindakan tersebut bisa dianggap tidak sopan dan serakah. Uang tersebut baru boleh diperiksa setelah pemberi meninggalkan tempat atau saat penerima berada di ruang pribadi.
Inti dari tradisi angpau atau angpao jauh melampaui nilai moneter yang terkandung di dalamnya. Amplop merah ini adalah wadah fisik dari harapan tulus, doa keberuntungan, dan penguatan ikatan sosial serta kekeluargaan. Di tengah modernisasi, tradisi pembagian amplop merah ini terus bertahan, mengingatkan kita akan pentingnya berbagi kebahagiaan dan berkah di setiap perayaan besar. Meskipun dunia berubah, pesan di balik warna merah cerah itu tetap abadi: semoga Anda makmur dan bahagia.
Artikel ini membahas tradisi budaya seputar amplop merah keberuntungan.