Gambar ilustrasi angsa (Cygnus) yang sedang berenang di lingkungan perairan mereka.
Angsa, dengan keanggunan dan lehernya yang jenjang, adalah salah satu unggas air paling ikonik di dunia. Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: angsa hidup di mana saja? Jawabannya merujuk pada keragaman habitat akuatik yang mereka sukai, mulai dari danau alami hingga rawa-rawa perkotaan.
Habitat Primer: Perairan Tawar
Secara umum, mayoritas spesies angsa, seperti Angsa Mute (Cygnus olor) yang sering kita jumpai di taman-taman Eropa, sangat bergantung pada perairan tawar. Mereka membutuhkan lingkungan air yang relatif tenang untuk mencari makan, berkembang biak, dan beristirahat. Ketersediaan air tawar ini menjadi faktor penentu utama keberadaan mereka.
Area utama di mana angsa hidup di lingkungan air tawar meliputi:
- Danau dan Kolam: Ini adalah habitat klasik angsa. Kedalaman yang moderat memungkinkan mereka menyelam (dabbling) untuk mencapai vegetasi di dasar danau.
- Sungai Berarus Lambat: Meskipun mereka tidak menyukai arus deras, sungai dengan aliran yang tenang menyediakan jalur migrasi yang efektif dan area makan yang luas.
- Rawa dan Lahan Basah: Zona ini kaya akan tanaman air, serangga, dan invertebrata kecil yang menjadi sumber makanan penting bagi angsa, terutama saat merawat anak-anaknya.
Adaptasi di Lingkungan Air Payau dan Pesisir
Tidak semua angsa hanya terikat pada air tawar. Beberapa spesies menunjukkan adaptasi luar biasa terhadap lingkungan yang lebih menantang. Sebagai contoh, beberapa populasi Angsa Klabu (Black Swan) dan beberapa spesies angsa liar lainnya dapat ditemukan angsa hidup di area air payau. Air payau adalah campuran air tawar dan air laut, sering ditemukan di muara sungai atau laguna pesisir.
Adaptasi ini memungkinkan mereka untuk memanfaatkan sumber daya di zona transisi antara daratan dan lautan. Namun, mereka tetap membutuhkan akses ke sumber air tawar yang cukup untuk minum, karena konsumsi air laut murni dapat menyebabkan dehidrasi pada unggas jika mereka tidak memiliki mekanisme penyaring garam yang efektif seperti yang dimiliki burung laut sejati.
Migrasi dan Wilayah Musiman
Pemahaman tentang di mana angsa hidup di juga harus mencakup aspek musiman. Banyak spesies angsa merupakan burung migran. Mereka menghabiskan musim panas di wilayah perkembangbiakan (breeding grounds) mereka, yang biasanya berada di utara (Arktik atau sub-Arktik) yang menawarkan hari yang panjang untuk mencari makan.
Ketika musim dingin tiba dan perairan mulai membeku, mereka bermigrasi ribuan kilometer ke selatan menuju wilayah musim dingin (wintering grounds). Wilayah ini biasanya berupa danau besar, muara sungai, atau area pesisir yang bebas es dan memiliki sumber makanan yang lebih melimpah sepanjang tahun. Misalnya, angsa tundra dapat melakukan perjalanan melintasi benua untuk mencapai area persinggahan mereka.
Peran Manusia dalam Habitat Angsa
Ironisnya, dalam beberapa dekade terakhir, lanskap di mana angsa hidup di telah banyak dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Angsa Kanada (Canada Goose) adalah contoh sempurna. Awalnya, mereka adalah migran jarak jauh yang bergantung pada padang rumput alami dan lahan basah. Kini, karena ketersediaan rumput yang terawat baik dan minimnya predator di area domestik, banyak populasi angsa memilih untuk menetap sepanjang tahun di:
- Taman kota dan lapangan golf.
- Bendungan buatan manusia dan waduk.
- Pinggiran kota dengan kolam hiasan.
Meskipun ini menawarkan keamanan relatif dari predator alam, ketergantungan pada sumber makanan buatan manusia dapat mengubah perilaku alami mereka secara signifikan.
Kesimpulannya, habitat angsa sangat beragam, didominasi oleh kebutuhan fundamental akan air yang cukup tenang untuk berenang dan mencari makan. Baik itu danau pegunungan yang terpencil, rawa pesisir, maupun kolam di tengah kota, selama sumber daya air dan vegetasi tersedia, di situlah kehidupan angsa akan berkembang.