Ilustrasi: Keseimbangan Asam Lambung
Gangguan pencernaan seperti maag, GERD (penyakit asam lambung), atau rasa tidak nyaman akibat produksi asam lambung berlebih adalah keluhan umum yang dialami banyak orang. Salah satu solusi paling cepat dan umum digunakan adalah obat golongan antasida. Namun, efektivitas obat ini sangat bergantung pada penggunaan dan dosis yang tepat. Memahami panduan antasida doen dosis adalah kunci untuk mendapatkan kelegaan tanpa risiko efek samping yang tidak diinginkan.
Antasida adalah obat yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung (asam klorida) yang berlebihan di saluran pencernaan bagian atas. Obat ini bekerja secara fisik dan cepat, berbeda dengan obat penurun asam lambung jangka panjang seperti PPI (Proton Pump Inhibitors) atau H2 Blocker.
Komponen aktif utama dalam antasida biasanya berupa senyawa basa seperti:
Ketika dikonsumsi, zat-zat ini bereaksi kimia dengan asam lambung, meningkatkan pH lambung dan mengurangi sifat korosif asam tersebut, sehingga meredakan sensasi terbakar atau nyeri ulu hati.
Dosis antasida sangat bervariasi tergantung pada bentuk sediaan (suspensi cair, tablet kunyah, atau tablet biasa) serta kandungan zat aktif di dalamnya. Selalu rujuk pada petunjuk yang tertera pada kemasan produk atau anjuran dokter/apoteker.
Untuk orang dewasa dengan keluhan dispepsia atau maag ringan hingga sedang, dosis standar biasanya adalah:
Antasida umumnya diminum saat gejala muncul, atau dapat diminum 1 jam setelah makan dan sebelum tidur untuk perlindungan maksimal.
Frekuensi maksimal yang dianjurkan untuk penggunaan jangka pendek adalah 3-4 kali sehari, dengan dosis tunggal seperti di atas.
Pemberian dosis harus disesuaikan dengan waktu makan untuk efektivitas terbaik:
Meskipun dianggap aman, penggunaan antasida tidak boleh sembarangan, terutama dalam hal dosis dan kombinasi zat aktif:
Antasida dapat mengikat obat-obatan lain yang dikonsumsi secara bersamaan, sehingga mengurangi penyerapan dan efektivitasnya. Contohnya antibiotik tertentu atau obat jantung. Jika Anda mengonsumsi obat resep lain, beri jeda setidaknya 2 jam antara konsumsi obat resep dan antasida.
Kandungan dalam antasida dapat mempengaruhi saluran cerna:
Beberapa produk menggabungkan Aluminium dan Magnesium untuk menyeimbangkan efek samping ini. Jika antasida doen dosis yang Anda konsumsi menyebabkan efek samping yang mengganggu, konsultasikan dengan apoteker untuk mencari formulasi yang lebih seimbang.
Konsumsi antasida dalam dosis tinggi atau berkepanjangan (lebih dari dua minggu) tanpa pengawasan medis dapat menutupi kondisi yang lebih serius, seperti tukak lambung atau infeksi H. Pylori. Selain itu, antasida yang mengandung kalsium berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kalsium dalam darah (hiperkalsemia).
Jika Anda merasa perlu mengonsumsi antasida lebih dari dua kali sehari secara rutin, atau jika gejala tidak membaik setelah 14 hari penggunaan sesuai antasida doen dosis yang dianjurkan, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan. Gejala yang memerlukan perhatian segera meliputi:
Menggunakan antasida secara bijak sebagai pertolongan pertama untuk gejala ringan adalah hal yang tepat, namun selalu ingat bahwa ia adalah penanganan gejala, bukan penyembuhan akar penyebab gangguan asam lambung.