Bedanya Angsle dan Ronde: Minuman Hangat Khas Jawa

Di tengah dinginnya malam atau saat tubuh membutuhkan kehangatan instan, masyarakat Jawa Timur, khususnya di daerah Malang, seringkali disuguhkan dua pilihan minuman tradisional yang sama-sama menghangatkan: Angsle dan Ronde. Meskipun keduanya sama-sama disajikan panas dan mengandung komponen ketan, terdapat perbedaan fundamental, terutama pada kuah atau cairan utamanya, yang menciptakan pengalaman rasa yang sangat berbeda. Memahami bedanya Angsle dan Ronde sangat penting agar Anda tidak keliru saat memesan dan mengharapkan rasa tertentu.

Apa Itu Ronde? Pemanas Alami dengan Kuah Bening

Ronde adalah minuman tradisional yang sangat populer, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Inti dari ronde adalah bola-bola ketan berisi adonan manis, biasanya kacang atau gula merah. Ketika disajikan, bola-bola ketan ini direndam dalam kuah yang menjadi pembeda utama.

Karakteristik Utama Ronde:

• Kuah Jahe Bening: Kuah Ronde didominasi oleh rasa pedas hangat dari jahe segar yang digeprek dan direbus bersama gula batu atau gula aren. Kuahnya cenderung bening, meskipun terkadang sedikit keruh karena pati dari ketan.
• Isian Penuh Rasa: Isian bola ronde (biasanya disebut sebagai 'onde') sering kali memiliki rasa yang lebih kuat, seperti pasta kacang yang manis atau kombinasi gula merah.
• Pelengkap Umum: Selain bola ketan, ronde biasanya disajikan bersama potongan roti panggang, kacang tanah sangrai, atau kolang-kaling, namun semua komponen ini terendam dalam kuah jahe yang dominan.

Fokus utama Ronde adalah sensasi pedas dan aroma kuat dari jahe yang membersihkan tenggorokan dan memberikan efek panas seketika. Ronde lebih mengedepankan rasa rempah yang tajam.

Apa Itu Angsle? Kelembutan Santan dan Aroma Rempah

Berbeda dengan ronde yang mengandalkan kuah bening, Angsle menawarkan pengalaman yang jauh lebih kaya dan lembut di mulut. Angsle, yang juga populer di kawasan Jawa Timur, adalah perpaduan antara hidangan penutup berkuah (semacam bubur) dan minuman penghangat.

Karakteristik Utama Angsle:

• Kuah Santan Berbumbu: Inilah pembeda paling signifikan. Angsle menggunakan kuah berbahan dasar santan yang dicampur dengan gula merah, dan yang paling penting, direbus bersama aneka rempah seperti jahe, serai, daun pandan, dan kadang kayu manis.
• Kekayaan Isian: Angsle biasanya menyajikan isian yang lebih beragam dibandingkan ronde. Isian yang umum ditemukan adalah ketan putih, kacang hijau, sagu mutiara, dan potongan roti tawar yang sudah direndam dalam kuah.
• Rasa Dominan: Rasa manisnya lebih menonjol karena dominasi gula merah, namun kehangatan jahe tetap ada, diseimbangkan oleh gurihnya santan.

Jika Ronde adalah tentang ketajaman jahe, maka Angsle adalah tentang harmoni antara gurihnya santan, manisnya gula merah, dan aroma wangi rempah yang lembut.

Tabel Perbandingan Ringkas

Untuk memudahkan pemahaman mengenai bedanya Angsle dan Ronde, berikut adalah ringkasan perbandingan keduanya:

Aspek	Ronde	Angsle
Kuah Utama	Jahe Bening (pedas)	Santan + Gula Merah (gurih manis)
Rasa Dominan	Pedas, Hangat Tajam	Manis, Gurih, Aromatik
Isian Pelengkap	Ketan, Roti Panggang	Ketan, Kacang Hijau, Mutiara, Roti Tawar

Kesimpulan: Memilih Sensasi yang Tepat

Pada akhirnya, memilih antara Angsle dan Ronde seringkali bergantung pada preferensi pribadi terhadap tekstur dan rasa kuah. Jika Anda mendambakan minuman yang menonjolkan sensasi pedas rempah murni dan kuah yang ringan, Ronde adalah pilihan yang ideal. Namun, jika Anda mencari minuman yang lebih menyerupai bubur hangat kaya rasa, dengan kekayaan rasa manis dari gula merah yang diperkaya gurihnya santan, maka Angsle akan memberikan kepuasan tersendiri. Keduanya adalah warisan kuliner Jawa yang patut dicoba saat musim hujan tiba, menawarkan kenyamanan dalam setiap tegukan panasnya.

Kedua minuman ini menghadirkan kehangatan otentik Nusantara.