Bulan Ramadhan adalah momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selama bulan suci ini, umat Islam menjalankan ibadah puasa dari fajar hingga matahari terbenam, serta meningkatkan amal ibadah, refleksi diri, dan kebersamaan. Pertanyaan mengenai kapan dimulainya puasa selalu menjadi topik hangat menjelang tibanya bulan Ramadhan.
Memprediksi tanggal pasti dimulainya bulan Ramadhan bukanlah hal yang sederhana. Kalender Hijriyah, yang berbasis pergerakan bulan, memiliki perbedaan perhitungan dengan kalender Masehi yang berbasis pergerakan matahari. Ada dua metode utama yang umum digunakan dalam menentukan awal bulan dalam kalender Hijriyah: metode hisab (perhitungan astronomis) dan metode rukyatul hilal (melihat hilal atau bulan sabit muda secara langsung).
Di Indonesia, penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal (untuk Idul Fitri), dan Dzulhijjah (untuk Idul Adha) biasanya melibatkan sidang isbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Dalam sidang ini, berbagai lembaga terkait, termasuk organisasi Islam besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, serta para ahli astronomi, akan mempresentasikan hasil perhitungan (hisab) dan observasi (rukyat) hilal. Hasil dari sidang isbat inilah yang kemudian menjadi keputusan resmi pemerintah mengenai penetapan tanggal.
Mengingat sifat pergerakan bulan yang dinamis, tanggal pasti dimulainya puasa dapat bervariasi beberapa hari setiap tahunnya jika dibandingkan dengan kalender Masehi. Oleh karena itu, untuk mengetahui berapa hari lagi puasa 2025 Indonesia, kita perlu merujuk pada perkiraan hilal atau pengumuman resmi yang akan dikeluarkan oleh pemerintah. Namun, sebagai gambaran umum, awal bulan Ramadhan biasanya jatuh pada sekitar awal hingga pertengahan bulan Maret atau April dalam kalender Masehi.
Kalender Hijriyah memiliki 12 bulan, dengan total hari dalam satu tahun berkisar antara 354 hingga 355 hari. Ini berarti kalender Hijriyah lebih pendek sekitar 10-11 hari dibandingkan kalender Masehi yang memiliki 365-366 hari. Perbedaan ini menyebabkan setiap tahunnya, momen-momen penting dalam Islam seperti Ramadhan akan "bergeser" mundur dalam penanggalan Masehi.
Perbedaan dalam metode hisab dan rukyat terkadang dapat menimbulkan perbedaan penetapan awal Ramadhan antar ormas Islam. Muhammadiyah, misalnya, seringkali menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang cenderung lebih awal dalam menentukan permulaan bulan. Sementara itu, pemerintah dan NU cenderung menunggu hasil rukyatul hilal sebagai penentu utama, yang kadang bisa sedikit berbeda.
Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mengikuti informasi resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Pengumuman hasil sidang isbat adalah sumber terpercaya untuk mengetahui tanggal dimulainya ibadah puasa. Biasanya, pengumuman ini akan disampaikan beberapa minggu sebelum Ramadhan tiba.
Mengetahui kapan tepatnya puasa akan dimulai memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri secara lahir dan batin. Persiapan ini bisa meliputi:
Meskipun ada sedikit ketidakpastian mengenai tanggal pastinya beberapa waktu sebelumnya, antusiasme untuk menyambut bulan Ramadhan tidak pernah surut. Keindahan dan keberkahan bulan ini selalu dinanti.
Untuk mengetahui hitungan hari secara akurat, Anda dapat menggunakan fitur kalender digital atau aplikasi keagamaan yang terintegrasi dengan perhitungan kalender Hijriyah terkini, atau yang lebih utama, menunggu pengumuman resmi dari Kementerian Agama. Mari kita persiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut bulan Ramadhan dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan.