Bulan suci Ramadan merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Bulan ini ditandai dengan ibadah puasa, tadarus Al-Qur'an, salat tarawih, dan berbagai amalan kebaikan lainnya. Menjelang datangnya bulan penuh ampunan ini, banyak yang mulai menghitung mundur, bertanya-tanya, "Berapa hari lagi untuk puasa?" Pertanyaan ini menjadi semakin relevan seiring mendekatnya kalender Hijriah.
Penentuan awal Ramadan secara tradisional didasarkan pada rukyatul hilal (melihat hilal atau bulan sabit) oleh badan keagamaan yang berwenang. Metode ini seringkali menghasilkan perbedaan penentuan awal puasa di antara ormas Islam yang ada, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, meskipun terkadang keduanya jatuh pada hari yang sama. Metode hisab (perhitungan astronomis) juga digunakan sebagai pelengkap atau metode utama oleh sebagian pihak, yang bertujuan untuk memprediksi posisi bulan secara lebih akurat.
Dengan adanya perbedaan metode penentuan ini, sangat wajar jika umat bertanya mengenai kepastian kapan puasa akan dimulai. Informasi mengenai hitung mundur puasa menjadi penting untuk persiapan mental, spiritual, dan logistik. Persiapan ini bisa meliputi penyusunan jadwal ibadah, perencanaan keuangan untuk zakat fitrah dan kebutuhan sehari-hari, serta kesiapan fisik untuk menjalankan ibadah puasa.
Untuk mengetahui perkiraan pasti mengenai berapa hari lagi untuk puasa, kita perlu merujuk pada kalender Islam atau pengumuman resmi dari lembaga keagamaan yang berwenang, seperti Kementerian Agama Republik Indonesia, Nahdlatul Ulama, atau Muhammadiyah. Lembaga-lembaga ini biasanya akan memberikan informasi resmi setelah melakukan sidang isbat atau menggunakan perhitungan hisab yang teruji.
Perlu diingat bahwa kalender Hijriah memiliki sistem yang berbeda dengan kalender Masehi. Setiap bulan dalam kalender Hijriah terdiri dari 29 atau 30 hari, dan satu tahun Hijriah umumnya lebih pendek sekitar 10 hingga 11 hari dari tahun Masehi. Oleh karena itu, tanggal dimulainya Ramadan akan bergeser setiap tahunnya dalam penanggalan Masehi.
Meskipun tanggal pasti mungkin bervariasi sedikit tergantung pada hasil rukyatul hilal atau perhitungan hisab final, mengetahui hitung mundurnya dapat membantu kita untuk senantiasa bersiap. Persiapan ini bukan hanya sekadar fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Memulai puasa dengan hati yang siap dan niat yang tulus akan menjadikan ibadah kita lebih bermakna.
Menyambut bulan Ramadan adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan perhitungan hari yang tersisa, kita dapat lebih memaksimalkan sisa waktu yang ada untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan menebar kebaikan. Mari persiapkan diri kita untuk menyambut bulan yang penuh berkah ini dengan penuh suka cita dan kesungguhan.
Pantau terus informasi terbaru dari sumber-sumber terpercaya untuk mendapatkan tanggal pasti dimulainya ibadah puasa. Dengan demikian, Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menjalankan salah satu rukun Islam ini.