Pertanyaan mengenai berapakah jumlah anak Nabi Muhammad SAW adalah salah satu aspek penting dalam mempelajari sejarah dan silsilah keluarga Nabi. Beliau, sebagai Rasul terakhir dalam Islam, memiliki keturunan yang menjadi inti dari sejarah peradaban Islam setelah wafatnya. Secara garis besar, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dikaruniai anak dari istri beliau yang paling dicintai, Khadijah binti Khuwailid, dan juga dikaruniai seorang putra dari istri beliau yang lain, Mariyah Al-Qibtiyah.
Para sejarawan Islam sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki total tujuh anak. Enam di antaranya adalah perempuan dan satu adalah laki-laki, meskipun ada perbedaan pendapat mengenai jumlah total anak laki-laki yang bertahan hidup hingga dewasa. Namun, konsensus umum menyatakan bahwa keturunan yang secara langsung berkembang dan dikenal luas berasal dari putri-putri beliau.
Sebagian besar anak Nabi Muhammad SAW lahir dari rahim Khadijah RA, istri pertama beliau. Dari pernikahan suci ini, lahir lima orang putri dan dua orang putra. Sayangnya, kedua putra tersebut wafat saat masih bayi atau anak-anak. Berikut adalah perincian anak-anak dari Khadijah RA:
Selain dari Khadijah RA, Nabi Muhammad SAW juga dikaruniai seorang putra dari budak belian yang kemudian dimerdekakan, Mariyah Al-Qibtiyah. Putra ini menjadi satu-satunya anak laki-laki Nabi yang bertahan hidup melampaui masa kanak-kanak, meskipun usianya tetap relatif singkat.
Kematian Ibrahim menjadi peristiwa duka mendalam. Ketika Ibrahim wafat, ada yang bertanya kepada Nabi tentang kesedihan beliau, dan Nabi menjawab bahwa hati menangis dan mata bersedih, namun tidak mengatakan sesuatu yang melanggar batas kesabaran. Hal ini menegaskan ajaran Islam tentang menghadapi ujian dengan ketenangan.
Jadi, menjawab pertanyaan inti berapakah jumlah anak Nabi Muhammad SAW, jawabannya adalah tujuh orang secara total: tiga putra dan empat putri yang lahir dari Khadijah RA, serta satu putra dari Mariyah Al-Qibtiyah. Totalnya adalah empat putri dan tiga putra. Namun, dari ketujuh anak tersebut, hanya keempat putri beliau yang memiliki rekam jejak sejarah yang kuat dan tercatat, dengan Fatimah Az-Zahra menjadi satu-satunya yang mewariskan garis keturunan Nabi hingga generasi sekarang melalui pernikahan beliau dengan Ali bin Abi Thalib.
Mempelajari kehidupan keluarga Rasulullah SAW memberikan pelajaran berharga tentang keteguhan, kesabaran dalam menghadapi musibah, dan pentingnya peran seorang ibu dalam membesarkan generasi penerus risalah Islam. Meskipun anak-anak laki-laki beliau wafat di usia muda, warisan spiritual dan ajaran Islam terus hidup melalui putri-putri beliau dan para sahabat besar.