Ilustrasi elemen Matahari dan Bulan yang sering dikaitkan dengan sistem kalender lunisolar Cina.
Kalender Cina, yang juga dikenal sebagai kalender pertanian (Nongli) atau kalender lunar-solar, adalah salah satu sistem penanggalan tertua dan paling rumit di dunia. Berbeda dengan kalender Gregorian yang kita gunakan sehari-hari, kalender Cina menggabungkan siklus bulan dan matahari untuk menentukan penanggalan. Memahami cara menghitungnya memang memerlukan pemahaman tentang beberapa konsep dasar.
Inti dari perbedaan kalender Cina terletak pada metodenya. Kalender Gregorian murni berbasis matahari, mengikuti perputaran Bumi mengelilingi Matahari (sekitar 365.25 hari). Sementara itu, kalender lunar murni mengikuti siklus bulan, di mana satu bulan dianggap selesai dalam satu sinode (dari bulan baru ke bulan baru berikutnya), yang rata-rata berlangsung sekitar 29.5 hari. Jika hanya menggunakan bulan, setahun akan memiliki sekitar 12 x 29.5 = 354 hari, yang akan "bergeser" dari musim secara drastis setiap tahunnya.
Kalender Cina mengatasi masalah ini dengan menjadi kalender lunisolar. Ini berarti:
Untuk menyelaraskan siklus bulan (yang lebih pendek) dengan siklus matahari (yang menentukan musim), kalender Cina memasukkan bulan kabisat (bulan sisipan) secara berkala. Ini menjaga agar hari-hari raya penting, seperti Tahun Baru Imlek, selalu jatuh pada periode waktu yang kira-kira sama setiap tahunnya dalam siklus musiman.
Ada beberapa komponen utama yang menjadi dasar perhitungan kalender Cina:
Setiap bulan dalam kalender Cina dimulai saat bulan baru terlihat. Karena satu bulan sinode rata-rata adalah 29.5 hari, bulan-bulan dalam kalender Cina bisa memiliki panjang 29 atau 30 hari. Urutan bulan ini dihitung berdasarkan posisi dan fase bulan relatif terhadap Bumi dan Matahari.
Penentuan bulan kabisat adalah bagian paling kompleks. Ada aturan astronomi yang rumit untuk menentukan kapan sebuah bulan harus disisipkan. Aturan ini melibatkan perhitungan titik balik matahari dan ekuinoks. Secara umum, satu tahun lunar biasa memiliki 12 bulan, yang totalnya sekitar 354 hari. Untuk menyelaraskannya dengan tahun matahari (sekitar 365 hari), sekitar setiap dua atau tiga tahun sekali, akan ditambahkan satu bulan ekstra.
Menghitung kalender Cina secara manual dari nol sangatlah sulit dan membutuhkan pengetahuan astronomi mendalam serta tabel ephemeris yang akurat. Inilah sebabnya mengapa sebagian besar orang mengandalkan sumber-sumber yang sudah menyediakan kalender jadi, seperti:
Saat menggunakan sumber-sumber ini, Anda biasanya akan melihat dua tanggal tertera: tanggal Gregorian dan tanggal kalender Cina (termasuk nama bulan, tanggal, dan kadang-kadang hewan shio serta elemen untuk tahun tersebut).
Setiap tahun dalam siklus 60 tahun dikaitkan dengan kombinasi hewan shio (siklus 12) dan elemen (siklus 10: Kayu, Api, Tanah, Logam, Air). Elemen-elemen ini juga bersifat siklik dan berinteraksi satu sama lain. Contohnya, tahun 2024 adalah tahun Naga Kayu Yang. Naga adalah hewan ke-5 dalam siklus, dan Kayu adalah elemen pertama dalam siklus elemen. Elemen "Yang" menandakan sifat maskulin atau ekspansif.
Pengetahuan tentang hewan shio dan elemen seringkali digunakan untuk astrologi, ramalan, dan penentuan waktu yang baik untuk berbagai kegiatan penting, seperti pernikahan, pembukaan usaha, atau pindah rumah.
Meskipun cara menghitung kalender Cina secara presisi adalah tugas yang kompleks yang melibatkan astronomi dan matematika, memahami prinsip dasarnya memberikan apresiasi yang lebih dalam terhadap warisan budaya ini. Kalender Cina adalah bukti kecerdasan kuno dalam mengamati alam semesta dan menyelaraskan kehidupan manusia dengan ritme kosmik.
Bagi kebanyakan orang, cara termudah untuk mengetahui tanggal kalender Cina adalah dengan merujuk pada sumber yang sudah terverifikasi. Namun, pengetahuan tentang dasar-dasarnya, seperti siklus bulan, bulan kabisat, dan zodiak hewan, dapat membuat pemahaman Anda tentang perayaan dan tradisi yang terkait dengan kalender ini menjadi lebih kaya.