Menghitung anggaran pembelian bahan baku adalah langkah krusial dalam manajemen operasional bisnis, terutama bagi perusahaan manufaktur, kuliner, atau konstruksi. Anggaran yang akurat memastikan kelancaran produksi tanpa terjadi penumpukan stok berlebihan (overstock) atau kekurangan bahan (stockout). Proses ini membutuhkan ketelitian dalam memproyeksikan kebutuhan dan mempertimbangkan faktor biaya.
Dasar dari setiap anggaran adalah mengetahui berapa banyak bahan baku yang benar-benar akan digunakan. Estimasi ini harus didasarkan pada rencana produksi atau penjualan ke depan.
Rumus dasar untuk kebutuhan total bahan baku adalah:
Anggaran pembelian tidak hanya mencakup apa yang dibutuhkan untuk produksi, tetapi juga harus mempertimbangkan stok yang sudah ada (persediaan awal) dan stok minimal yang harus diamankan di akhir periode (persediaan akhir).
Untuk menentukan jumlah yang harus dibeli, kita menggunakan formula koreksi persediaan:
Jika hasil perhitungan ini negatif (artinya persediaan awal sudah melebihi kebutuhan produksi), maka pembelian untuk periode tersebut bisa dikurangi atau diabaikan.
Setelah kuantitas yang harus dibeli diketahui, langkah selanjutnya adalah menentukan biaya. Harga bahan baku jarang sekali statis; ia dipengaruhi oleh kondisi pasar, pemasok, dan kuantitas pesanan.
Dalam perhitungan anggaran, disarankan untuk menggunakan harga rata-rata tertimbang jika Anda membeli dari beberapa sumber atau memiliki fluktuasi harga yang signifikan selama periode anggaran.
Total anggaran adalah hasil perkalian antara jumlah bahan baku yang harus dibeli (dari Langkah 2) dengan total biaya per unit (dari Langkah 3).
Jika Anda membeli berbagai jenis bahan baku (misalnya, tepung, gula, mentega), ulangi Langkah 1 hingga 4 untuk setiap item, kemudian jumlahkan semua total anggaran tersebut untuk mendapatkan anggaran bahan baku keseluruhan periode.
Perencanaan yang matang harus disertai dengan strategi mitigasi risiko agar anggaran tidak membengkak atau mengganggu cash flow.
Dengan mengikuti metodologi yang terstruktur ini, perusahaan dapat memastikan bahwa alokasi dana untuk bahan baku tidak hanya memenuhi kebutuhan produksi tetapi juga mendukung kesehatan finansial perusahaan secara keseluruhan.