Anggrek, dengan keindahan bunganya yang memukau dan beragam bentuknya, telah lama menjadi primadona di dunia tanaman hias. Namun, banyak pemula merasa khawatir karena anggrek sering dianggap sulit dirawat. Sebenarnya, **cara perawatan anggrek** yang benar cukup sederhana jika Anda memahami kebutuhan dasarnya. Kunci utamanya adalah meniru kondisi lingkungan alami tempat anggrek tumbuh.
Pencahayaan adalah faktor penentu utama keberhasilan budidaya anggrek. Kebanyakan anggrek (terutama Phalaenopsis dan Cattleya) menyukai cahaya terang namun tidak langsung (indirect light). Cahaya matahari langsung yang terik dapat menyebabkan daun terbakar, meninggalkan bercak coklat atau putih pada daun.
Kesalahan paling umum dalam perawatan anggrek adalah penyiraman berlebihan (overwatering), yang menyebabkan busuk akar. Anggrek, yang sifatnya epifit (hidup menempel pada pohon), tidak menyukai media tanam yang selalu basah kuyup.
Kapan harus menyiram? Siramlah ketika media tanam (biasanya kulit kayu, moss, atau arang) sudah terasa hampir kering. Untuk anggrek yang ditanam di pot transparan, perhatikan warna akar: akar sehat berwarna hijau cerah saat basah, dan berwarna keperakan atau putih keabu-abuan saat kering dan siap disiram.
Anggrek menyukai kelembaban udara yang relatif tinggi (sekitar 50% hingga 70%). Namun, kelembaban tinggi harus selalu diimbangi dengan sirkulasi udara yang baik. Sirkulasi udara yang buruk menyebabkan jamur dan bakteri berkembang biak, terutama di musim hujan.
Jika Anda menanam anggrek di dalam ruangan ber-AC, pertimbangkan untuk meletakkan pot di atas nampan berisi kerikil dan air (pastikan dasar pot tidak menyentuh air) untuk meningkatkan kelembaban lokal.
Untuk merangsang pertumbuhan vegetatif (daun dan akar) dan memicu pembungaan, pemupukan harus dilakukan secara teratur namun hati-hati. Gunakan pupuk khusus anggrek yang seimbang (misalnya NPK rasio 20-20-20) atau pupuk khusus pembungaan (tinggi P dan K).
Media tanam anggrek epifit harus bersifat porous, cepat kering, dan memberikan sirkulasi udara yang baik ke akar. Media yang umum digunakan adalah potongan kulit kayu pinus, arang sekam, atau campuran moss sphagnum dan perlite.
Repotting (penggantian media) sebaiknya dilakukan ketika media tanam sudah mulai membusuk atau ketika anggrek sudah memenuhi pot (biasanya 1-3 tahun sekali). Lakukan repotting setelah anggrek selesai berbunga.
Anggrek rentan terhadap serangan kutu sisik, kutu putih, dan tungau. Periksa bagian bawah daun secara rutin. Jika terinfeksi hama ringan, bersihkan secara manual menggunakan kapas yang dibasahi alkohol. Jika serangan parah, gunakan insektisida nabati atau kimia yang sesuai.
Penyakit jamur sering menyerang akibat kelembaban berlebih dan sirkulasi udara buruk. Pastikan area tanam mendapat angin dan jangan biarkan air menggenang di cekungan daun.
Dengan memperhatikan lima pilar utama perawatan ini—cahaya, air, kelembaban, nutrisi, dan media—anggrek kesayangan Anda akan tumbuh subur dan rajin memamerkan keindahan mahkotanya.