Mengenali Ciri-Ciri Angin Duduk (Angina Pectoris)

Angin duduk, atau dalam istilah medis disebut Angina Pectoris, adalah kondisi yang ditandai dengan rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini biasanya merupakan gejala dari penyakit arteri koroner (CAD), di mana pembuluh darah yang memasok jantung menyempit.

Memahami ciri-ciri angin duduk sangat krusial karena ini adalah peringatan dini sebelum serangan jantung (infark miokard) yang lebih serius terjadi. Meskipun sering disamakan, penting untuk membedakan nyeri angin duduk dengan jenis nyeri dada lainnya.

Ciri-Ciri Utama Nyeri Angin Duduk

Rasa nyeri akibat angin duduk memiliki karakteristik yang cukup khas. Ketika Anda atau seseorang mengalami gejala ini, perhatikan pola dan lokasi nyerinya:

• Lokasi Nyeri: Rasa sakit atau tekanan biasanya dirasakan di bagian tengah dada, di belakang tulang dada (sternum). Kadang-kadang, rasa sakit ini dapat menjalar ke bahu kiri, lengan kiri, leher, rahang, atau bahkan punggung bagian atas.
• Kualitas Rasa Sakit: Sensasi yang dialami sering digambarkan sebagai rasa tertekan, diremas, ditekan berat, seperti ada beban berat yang menindih dada, atau rasa terbakar. Bukan seperti tusukan tajam yang sifatnya lokal.
• Pemicu yang Jelas: Nyeri sering muncul saat jantung bekerja lebih keras, misalnya saat melakukan aktivitas fisik berat (berjalan cepat, menaiki tangga), stres emosional yang intens, atau terpapar suhu dingin ekstrem.
• Durasi Singkat: Serangan angin duduk yang stabil (stable angina) biasanya berlangsung singkat, umumnya hanya beberapa menit (sekitar 1 hingga 5 menit). Jika nyeri berlangsung lebih lama dari 15 menit dan tidak membaik dengan istirahat, ini bisa menandakan kondisi yang lebih parah.
• Mereda dengan Istirahat atau Obat: Ciri khas lain adalah nyeri akan berkurang atau hilang total setelah penderita berhenti beraktivitas dan beristirahat, atau setelah mengonsumsi obat nitrogliserin (jika diresepkan).

Gejala Penyerta Lainnya

Selain nyeri dada yang dominan, beberapa orang mungkin mengalami gejala penyerta yang menyertai serangan angin duduk. Mengenali gejala penyerta ini penting untuk diagnosis dini:

1. Sesak Napas: Merasa sulit mendapatkan napas lega, terutama saat beraktivitas.
2. Kelelahan atau Kelemahan: Merasa sangat lelah tanpa alasan yang jelas, yang bisa terjadi bersamaan dengan rasa tidak nyaman di dada.
3. Keringat Dingin: Munculnya keringat dingin yang tidak terkait dengan suhu lingkungan.
4. Mual atau Pusing: Rasa ingin muntah atau sedikit pusing juga bisa menyertai episode angin duduk.

Perbedaan Angin Duduk Stabil dan Tidak Stabil

Angin duduk dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kapan dan bagaimana ia muncul. Memahami perbedaannya sangat penting karena terkait dengan tingkat risiko kesehatan:

Angin Duduk Stabil (Stable Angina)

Ini adalah bentuk yang paling umum dan terduga. Ciri-cirinya adalah pola nyeri yang konsisten: selalu dipicu oleh aktivitas tertentu, durasinya pendek, dan selalu mereda dengan istirahat atau pengobatan standar. Ini terjadi karena penyempitan pembuluh darah sudah kronis dan stabil.

Angin Duduk Tidak Stabil (Unstable Angina)

Ini adalah kondisi yang lebih berbahaya dan dianggap sebagai keadaan darurat medis. Ciri-cirinya meliputi: nyeri yang muncul tiba-tiba bahkan saat istirahat, nyeri yang lebih parah, durasinya lebih lama dari biasanya, atau tidak mereda sepenuhnya meskipun sudah istirahat. Angin duduk tidak stabil menunjukkan bahwa plak di arteri mungkin pecah, yang dapat menyebabkan pembekuan darah dan memicu serangan jantung.

Faktor Risiko yang Perlu Diperhatikan

Meskipun fokus utama adalah pada ciri-ciri nyerinya, perlu diingat bahwa angin duduk terkait erat dengan faktor risiko penyakit jantung koroner. Jika Anda memiliki riwayat faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, kadar kolesterol tinggi, obesitas, merokok, atau riwayat keluarga penyakit jantung, kewaspadaan terhadap ciri-ciri di atas harus ditingkatkan.