Penyakit angin duduk, atau dalam istilah medis disebut Angina Pektoris, merupakan kondisi serius yang menandakan adanya masalah pada aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini bukan merupakan penyakit jantung itu sendiri, melainkan gejala dari penyakit jantung koroner (PJK), di mana pembuluh darah arteri yang memasok oksigen ke jantung menyempit akibat penumpukan plak (aterosklerosis).
Memahami ciri-ciri penyakit angin duduk sangat penting karena deteksi dini dapat mencegah komplikasi yang lebih parah, termasuk serangan jantung (infark miokard). Gejala utamanya selalu berkaitan dengan rasa tidak nyaman atau nyeri di dada yang dipicu oleh kebutuhan oksigen otot jantung yang melebihi pasokan yang tersedia.
Ilustrasi: Penyempitan arteri akibat plak yang menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung.
Ciri-ciri Utama Penyakit Angin Duduk
Gejala angina dapat bervariasi dari orang ke orang, namun ada beberapa tanda khas yang sering muncul. Ciri-ciri ini biasanya bersifat sementara dan berhubungan langsung dengan aktivitas fisik atau stres emosional.
1. Lokasi dan Sensasi Nyeri Dada
Ini adalah ciri paling dominan. Nyeri atau ketidaknyamanan akibat angin duduk biasanya dirasakan di:
- Tengah Dada (Substernal): Rasa nyeri sering digambarkan bukan hanya sebagai rasa sakit tajam, tetapi lebih seperti tekanan, rasa diremas, tercekik, atau sensasi berat yang menekan.
- Penjalaran Nyeri: Rasa tidak nyaman ini sering menyebar ke area lain, seperti: lengan (terutama lengan kiri), leher, rahang, punggung, atau perut bagian atas.
2. Pemicu Serangan Angina
Serangan angina hampir selalu dipicu oleh kondisi yang meningkatkan permintaan oksigen jantung:
- Aktivitas Fisik Berat: Berjalan cepat, menaiki tangga, atau olahraga.
- Stres Emosional: Kecemasan, kemarahan, atau ketakutan mendalam.
- Paparan Dingin Ekstrem: Udara dingin dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit.
- Makan Besar: Pencernaan makanan dalam jumlah banyak dapat mengalihkan suplai darah sementara dari jantung.
3. Durasi dan Peredaan Gejala
Ciri khas angina stabil adalah sifatnya yang sementara. Serangan biasanya berlangsung singkat:
- Durasi nyeri umumnya berkisar antara 1 hingga 5 menit. Jika nyeri berlangsung lebih lama dari 10-15 menit, ini bisa menjadi indikasi serangan jantung.
- Gejala akan mereda atau hilang sepenuhnya setelah pemicunya dihilangkan, misalnya setelah beristirahat total atau setelah mengonsumsi obat pelega (seperti nitrogliserin) sesuai resep dokter.
4. Gejala Penyerta Lainnya
Selain nyeri dada, pasien angina mungkin mengalami gejala penyerta yang menyertai rasa tidak nyaman tersebut:
- Sesak napas (dispnea), terutama saat beraktivitas.
- Keringat dingin yang tiba-tiba.
- Mual atau rasa ingin muntah.
- Kelelahan ekstrem yang tidak biasa.
- Pusing atau rasa ingin pingsan.
Perbedaan Angina Stabil dan Angina Tidak Stabil
Penting untuk membedakan jenis angina, karena ini menentukan tingkat urgensi medisnya:
- Angina Stabil: Gejala muncul secara teratur dengan intensitas yang sama, dipicu oleh aktivitas yang sama, dan mereda dengan istirahat atau obat. Ini adalah tanda PJK kronis.
- Angina Tidak Stabil: Ini adalah keadaan darurat medis. Nyerinya bisa muncul saat istirahat, lebih parah dari biasanya, durasinya lebih lama, dan tidak responsif terhadap istirahat atau obat. Ini menandakan plak mungkin pecah dan berisiko tinggi menyebabkan serangan jantung.
Kapan Harus Segera Mencari Pertolongan Medis?
Karena ciri-ciri angina sangat mirip dengan serangan jantung, setiap munculnya nyeri dada yang mencurigakan harus ditanggapi dengan serius. Segera hubungi layanan darurat jika Anda mengalami:
- Nyeri dada yang baru pertama kali dirasakan.
- Nyeri yang berlangsung lebih dari beberapa menit tanpa mereda.
- Nyeri yang terasa jauh lebih parah dari biasanya.
- Nyeri yang tidak hilang setelah menggunakan nitrogliserin (jika diresepkan).
Angina pektoris adalah peringatan keras dari tubuh bahwa jantung kekurangan oksigen. Penanganan yang tepat, termasuk perubahan gaya hidup, manajemen stres, dan pengobatan yang diresepkan, sangat krusial untuk mengelola kondisi ini dan mencegah episode jantung yang fatal.