Demam berdarah angkak, atau yang lebih dikenal sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, namun anak-anak dan orang dewasa muda seringkali menjadi kelompok yang rentan. Tingginya angka kasus DBD setiap tahunnya, terutama di daerah tropis dan subtropis seperti Indonesia, menjadikan pemahaman mendalam tentang penyakit ini sangat krusial.
Virus Dengue memiliki empat serotipe (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4). Infeksi oleh salah satu serotipe akan memberikan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe tersebut, namun hanya kekebalan sementara terhadap serotipe lainnya. Infeksi berulang oleh serotipe yang berbeda dapat meningkatkan risiko terjadinya DBD yang parah.
Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama penularan virus Dengue. Nyamuk ini aktif menggigit pada pagi hari (sekitar pukul 09.00-10.00) dan sore hari (sekitar pukul 15.00-16.00). Keunikan nyamuk ini adalah sukanya bertelur di genangan air bersih yang ada di sekitar tempat tinggal manusia, seperti bak mandi, tempat penampungan air, ember, vas bunga, atau bahkan wadah bekas yang menampung air hujan. Siklus hidup nyamuk yang relatif cepat, mulai dari telur hingga dewasa, menjadikan perkembangbiakannya sangat pesat jika tidak dikendalikan.
Gejala DBD biasanya muncul 4-10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi virus Dengue. Gejala awal seringkali mirip dengan flu biasa, sehingga seringkali terabaikan. Namun, penting untuk mengenali ciri-ciri khasnya:
Pada kasus DBD yang parah, atau yang dikenal sebagai Sindrom Syok Dengue (SSD) atau Demam Berdarah Dengue Berat (DBD Berat), gejala dapat berkembang lebih serius. Gejala peringatan ini biasanya muncul saat demam mulai turun (antara hari ke-3 hingga ke-7 demam), dan meliputi:
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera bawa penderita ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis segera. Keterlambatan penanganan dapat berakibat fatal.
Penyebab utama penyebaran demam berdarah adalah adanya perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti di lingkungan yang tidak bersih dan tidak terawat. Kebiasaan masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan, seperti:
Hal-hal ini menjadi faktor pemicu meluasnya kasus DBD. Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu dan curah hujan juga dapat memperluas habitat nyamuk dan mempercepat siklus hidupnya.
Pencegahan adalah senjata terbaik untuk melawan demam berdarah angkak. Program 3M Plus yang digalakkan pemerintah menjadi sangat penting untuk dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat:
Plus-nya meliputi:
Selain upaya pencegahan di atas, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala awal DBD adalah langkah penting lainnya. Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, kita dapat memutus rantai penularan demam berdarah angkak dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi keluarga dan komunitas.