Dendrobium adalah salah satu genus anggrek terbesar di dunia, dengan ribuan spesies yang tersebar luas di Asia Tenggara, Australia, dan Pasifik. Di antara keragaman tersebut, Dendrobium strepsiceros menonjol dengan morfologi bunganya yang sangat khas dan menarik perhatian para kolektor maupun penggemar botani. Nama ilmiahnya sendiri, "strepsiceros," yang berarti "tanduk yang terpilin," merujuk pada bentuk kelopak atau tepal bunganya yang memanjang dan memutar, memberikan penampilan yang eksotis dan sedikit liar.
Anggrek ini umumnya ditemukan tumbuh secara epifit—menempel pada pohon—di hutan pegunungan tropis yang lembap. Struktur bunganya yang unik ini berfungsi sebagai adaptasi evolusioner, mungkin untuk menarik penyerbuk spesifik yang mampu menavigasi bentuknya yang rumit. Warna bunganya sering kali didominasi oleh nuansa kuning, hijau, atau cokelat dengan corak yang menarik perhatian.
Salah satu daya tarik utama dari Dendrobium strepsiceros adalah arsitektur bunganya. Tepal (kelopak dan mahkota bunga) yang panjang dan ramping cenderung terpilin atau melengkung ke belakang, menciptakan ilusi gerakan yang kontras dengan kelopak bunga anggrek tropis lainnya yang cenderung terbuka lebar. Panjang tepal ini bisa mencapai beberapa sentimeter, memberikan dimensi visual yang luar biasa pada kuntum bunga yang biasanya berukuran sedang.
Batang dan Daun
Seperti banyak anggota genus Dendrobium sekualitas (Sympodial), anggrek ini memiliki pseudobulb (batang semu) yang berfungsi sebagai penyimpan air dan nutrisi. Pseudobulb ini biasanya ramping dan beruas, ditutupi oleh selubung daun yang kering di bagian bawah. Daunnya berbentuk lanset (lonjong memanjang) dan tersusun secara bergantian di sepanjang pseudobulb. Tanaman ini menunjukkan kebiasaan pertumbuhan yang cenderung menggantung atau menjuntai ketika sudah dewasa, terutama jika ditanam di media yang memungkinkan akar menggantung bebas.
Dendrobium strepsiceros merupakan spesies yang relatif terdistribusi terbatas, umumnya ditemukan di kawasan tropis Asia, khususnya di pulau-pulau tertentu di Indonesia atau Malaysia, bergantung pada taksonomi spesifik yang digunakan. Mereka menyukai kondisi lingkungan dengan kelembapan tinggi, sirkulasi udara yang baik, dan fluktuasi suhu harian yang moderat. Mereka tidak mentoleransi sinar matahari langsung yang terik, sehingga di habitat alaminya mereka tumbuh di bawah kanopi hutan yang memberikan naungan teduh.
Kebutuhan Perawatan
Bagi penghobi anggrek, memelihara Dendrobium strepsiceros membutuhkan perhatian khusus terhadap lingkungan. Media tanam yang ideal harus sangat porous, memastikan drainase air yang cepat namun tetap mampu menahan sedikit kelembapan. Campuran kulit kayu pinus, arang, dan sedikit lumut sering menjadi pilihan.
Penyiraman harus dilakukan secara teratur, terutama selama musim pertumbuhan aktif, namun akar tidak boleh tergenang air. Pencahayaan yang dibutuhkan adalah tingkat teduh terang; cahaya terlalu redup akan menghambat pembungaan, sementara cahaya matahari langsung akan menyebabkan daun terbakar. Suhu ideal biasanya berkisar antara 18°C hingga 28°C, dengan sedikit penurunan suhu malam hari yang dapat merangsang pembentukan bunga. Pembungaan spesies ini sering kali menjadi momen yang paling dinanti karena keunikan bentuk bunganya yang sangat berbeda dari kerabat Dendrobium lainnya. Keunikan visual ini menjadikannya investasi yang berharga dalam koleksi anggrek.