Jawa

Mengenal Hitungan Jawa dalam Membeli Hewan Ternak

Dalam tradisi masyarakat Jawa, segala aspek kehidupan seringkali dijalankan dengan memperhatikan berbagai unsur, termasuk hitungan atau weton. Kepercayaan terhadap keberuntungan dan keselarasan primbon Jawa bukan hanya sebatas penentuan hari baik untuk pernikahan atau mendirikan rumah, tetapi juga merambah ke kegiatan ekonomi sehari-hari. Salah satunya adalah dalam proses membeli hewan ternak. Memilih hewan ternak yang tepat bukan hanya soal fisik dan kesehatan, tetapi juga seringkali dikaitkan dengan perhitungan weton untuk memastikan keberkahan dan kelancaran rezeki yang akan dibawa oleh hewan tersebut.

Mengapa Hitungan Jawa Penting dalam Transaksi Hewan Ternak?

Masyarakat Jawa secara turun-temurun percaya bahwa setiap individu memiliki hari lahir yang memiliki energi dan nilai tertentu. Ketika seseorang akan melakukan transaksi penting, seperti membeli hewan ternak, weton penjual dan pembeli, bahkan hari pembelian itu sendiri, dapat dihitung untuk mendapatkan gambaran keserasian. Tujuannya adalah agar pembelian hewan ternak tersebut membawa keberuntungan, rezeki yang melimpah, dan terhindar dari kesialan atau kerugian.

Dalam konteks membeli hewan ternak, hitungan Jawa dipercaya dapat membantu memprediksi beberapa hal:

Metode Perhitungan Sederhana

Metode perhitungan weton yang paling umum digunakan adalah dengan menjumlahkan nilai hari lahir (pasaran Jawa) dari penjual dan pembeli, serta hari pembelian itu sendiri. Setiap hari dalam kalender Masehi memiliki padanan dalam kalender Jawa dan nilai angka tertentu. Misalnya:

(Perlu dicatat bahwa nilai ini bisa bervariasi tergantung sumber dan jenis perhitungan. Tabel di atas adalah contoh sederhana)

Setelah mendapatkan jumlah total weton, hasilnya kemudian dibagi dengan angka tertentu, misalnya 7 atau 9, untuk mengetahui sisa pembagian. Sisa inilah yang kemudian diinterpretasikan berdasarkan tabel primbon Jawa. Misalnya, jika hasil pembagian dengan 7 memiliki sisa tertentu, maka akan diartikan sebagai "Guru" (baik), "Ratu" (sangat baik), "Bala" (kurang baik), dan seterusnya.

Praktik dalam Memilih Hewan Ternak

Dalam praktiknya, seorang pembeli yang mengutamakan hitungan Jawa biasanya akan melakukan pendekatan sebagai berikut:

  1. Mengetahui Weton Penjual: Jika memungkinkan, pembeli akan berusaha mencari tahu hari lahir (beserta pasaran Jawa) dari penjual hewan ternak.
  2. Menghitung Weton Pembeli: Pembeli akan menghitung weton dirinya sendiri.
  3. Memilih Hari Pembelian: Pembeli juga akan mempertimbangkan hari apa yang baik untuk melakukan transaksi, berdasarkan perhitungan weton yang selaras.
  4. Mengkombinasikan Perhitungan: Hasil perhitungan dari weton pembeli, penjual, dan hari pembelian akan dijumlahkan dan dicocokkan dengan interpretasi primbon.

Jika hasil perhitungan menunjukkan ketidakcocokan yang signifikan, pembeli mungkin akan menunda pembelian, mencari penjual lain, atau mencoba melakukan transaksi di hari lain. Sebaliknya, jika hasil perhitungan sangat positif, pembeli akan merasa lebih yakin untuk melanjutkan transaksi, percaya bahwa hewan yang akan dibeli tersebut akan membawa keberuntungan.

Lebih dari Sekadar Angka

Meskipun perhitungan matematis menjadi fondasinya, esensi dari hitungan Jawa dalam membeli hewan ternak lebih dari sekadar angka. Ini mencerminkan budaya yang menghargai keseimbangan, keselarasan, dan harapan akan keberkahan dalam setiap ikhtiar. Bagi banyak orang, ini adalah bagian dari upaya mereka untuk mendekatkan diri pada kekuatan yang lebih tinggi dan memastikan bahwa setiap keputusan ekonomi didasari oleh niat baik dan doa.

Pada akhirnya, membeli hewan ternak yang sehat dan berkualitas tetap menjadi prioritas utama. Namun, dengan sentuhan perhitungan Jawa, proses tersebut menjadi lebih bermakna, memberikan ketenangan batin, dan menambah harapan akan masa depan peternakan yang lebih cerah dan penuh berkah.

🏠 Homepage