Dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa, kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah transisi. Berbagai ritual dan hitungan dilakukan untuk menghormati arwah yang telah berpulang serta untuk memberikan panduan spiritual bagi keluarga yang ditinggalkan. Salah satu aspek menarik dari kepercayaan Jawa adalah adanya perhitungan khusus terkait kematian, yang seringkali dikaitkan dengan unsur-unsur alam, termasuk gunung.
Budaya Jawa kaya akan nilai-nilai spiritual dan kosmologi yang diwariskan turun-temurun. Perhitungan hari, pasaran (Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing), dan elemen alam seringkali diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk momen penting seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tujuannya adalah untuk memahami siklus kehidupan, mencari keseimbangan, dan memohon keselamatan serta keberkahan.
Ketika seseorang meninggal dunia, masyarakat Jawa tidak serta-merta melupakan begitu saja. Ada rangkaian ritual yang dilakukan, mulai dari pemakaman hingga upacara selamatan pada hari ke-3, ke-7, ke-40, 100 hari, hingga haul (peringatan satu tahun). Dalam setiap rangkaian ini, perhitungan hari dan pasaran memiliki makna tersendiri. Misalnya, jumlah hari dari kematian hingga selamatan tertentu akan dihitung berdasarkan weton (hari lahir dan pasaran) orang yang meninggal. Hasil hitungan ini dipercaya dapat memberikan gambaran mengenai kondisi arwah di alam baka, serta pengaruhnya terhadap kehidupan keluarga yang masih hidup.
Gunung memiliki tempat yang sangat istimewa dalam kebudayaan Jawa. Gunung sering dianggap sebagai tempat suci, pusat kekuatan spiritual, atau bahkan sebagai singgasana para dewa dan leluhur. Keberadaan gunung yang megah dan kokoh memberikan simbol ketahanan, keabadian, dan kekuatan yang luar biasa. Dalam konteks hitungan kematian, gunung bisa muncul sebagai elemen representatif atau sebagai penanda arah.
Beberapa kepercayaan lokal atau interpretasi tradisi mungkin mengaitkan arah mata angin yang bersesuaian dengan gunung tertentu dengan fase kehidupan atau kondisi arwah. Misalnya, jika arwah dianggap "menuju" ke arah gunung yang dianggap keramat, ini bisa diartikan sebagai perjalanan spiritual menuju pencerahan atau bersatu dengan kekuatan ilahi. Namun, interpretasi ini sangat bervariasi tergantung pada daerah dan aliran kepercayaan yang dianut.
Selain sebagai simbol, gunung juga kadang-kadang menjadi lokasi ziarah atau ritual bagi sebagian masyarakat Jawa yang memiliki kepercayaan kuat pada leluhur atau kekuatan alam. Ziarah ke gunung-gunung tertentu, terutama yang dianggap memiliki nilai spiritual tinggi, dapat dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur, termasuk kerabat yang telah meninggal. Aktivitas ini diharapkan dapat memberikan ketenangan spiritual, perlindungan, dan keberkahan bagi keluarga yang melakukan.
Secara umum, hitungan Jawa orang meninggal berfokus pada numerologi weton. Weton orang yang meninggal dijumlahkan dengan jumlah hari dari kematian ke ritual tertentu. Hasil penjumlahan ini kemudian dikonversi menjadi semacam "perjalanan" yang sering digambarkan dalam sebuah siklus. Misalnya, siklus ini bisa menggambarkan perjalanan arwah melalui alam yang berbeda, atau tingkat kebahagiaan dan ketenangan yang akan dicapai.
Penggambaran elemen gunung dalam hitungan ini lebih bersifat metaforis atau simbolis. Ia tidak selalu berupa perhitungan matematis langsung, melainkan interpretasi budaya yang mendalam. Misalnya, "naik gunung" bisa diartikan sebagai tahapan menuju kesempurnaan spiritual, sementara "turun gunung" bisa diartikan sebagai kembali ke dunia fana dalam bentuk lain atau memberikan pengaruh positif kepada keluarga.
Inti dari seluruh tradisi dan hitungan ini adalah untuk mencari keseimbangan dan kedamaian, baik bagi arwah maupun bagi mereka yang masih hidup. Dengan memahami dan menghormati siklus kehidupan dan kematian melalui tradisi leluhur, masyarakat Jawa berharap dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, bijaksana, dan selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Keterkaitan dengan gunung menjadi pengingat akan kebesaran alam dan kekuatan spiritual yang selalu menyertai perjalanan manusia.
Pelajari lebih lanjut tentang kearifan lokal masyarakat Jawa.
Jelajahi Budaya Jawa