Weton yang Dipercaya Tidak Boleh Menikah

Dalam budaya masyarakat Jawa, perhitungan weton atau sembilan hari pasaran (Senin Wage, Selasa Kliwon, dan seterusnya) memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menentukan kecocokan pasangan untuk pernikahan. Kepercayaan ini berakar dari filosofi dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Di antara berbagai kombinasi weton, terdapat beberapa pasangan yang dipercaya oleh sebagian kalangan sebagai perpaduan yang tidak harmonis atau bahkan dilarang untuk dinikahi.

Penting untuk diingat bahwa kepercayaan ini bersifat kultural dan tidak memiliki dasar ilmiah. Namun, pemahaman terhadap mitos dan kepercayaan ini dapat membantu kita mengapresiasi kekayaan budaya dan pandangan hidup masyarakat yang masih memegang teguh tradisi. Artikel ini akan mengulas beberapa kombinasi weton yang sering diperbincangkan tidak boleh menikah, serta makna di baliknya.

Kombinasi Weton yang Dianggap Tidak Ideal

Ada beberapa kombinasi weton yang secara tradisional dianggap kurang baik untuk pernikahan. Kombinasi ini biasanya dihitung berdasarkan nilai neptu (angka pasaran) dari hari dan pasaran masing-masing weton. Nilai neptu ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan gambaran kecocokan secara umum.

1. Weton Bernilai Angka Kecil Bertemu Weton Bernilai Angka Kecil

Secara umum, dalam perhitungan weton, nilai neptu yang terlalu kecil untuk kedua pasangan cenderung dianggap kurang menguntungkan. Ini dikarenakan beberapa interpretasi, seperti:

Contoh pasangan dengan neptu kecil yang mungkin dihindari adalah pertemuan antara weton dengan total neptu 7 atau 8. Misalnya, seseorang dengan weton Senin Wage (neptu 4) menikah dengan seseorang yang memiliki weton Selasa Pahing (neptu 7). Total neptu mereka adalah 11. Namun, jika kedua belah pihak memiliki neptu yang secara individual sangat kecil, ada kekhawatiran tertentu.

2. Weton Bernilai Angka Besar Bertemu Weton Bernilai Angka Besar

Sebaliknya, pertemuan antara dua weton dengan nilai neptu yang sangat besar juga terkadang dianggap kurang ideal. Interpretasinya bisa meliputi:

Contoh kombinasi yang mungkin dihindari adalah jika kedua pasangan memiliki neptu 13 atau lebih. Misalnya, seseorang dengan weton Sabtu Kliwon (neptu 17) menikah dengan seseorang yang memiliki weton Rabu Pahing (neptu 16). Total neptu yang sangat besar ini bisa diinterpretasikan sebagai perpaduan dua karakter yang sangat kuat.

3. Kombinasi Weton "Celeng Angon" (Babi Menggembala)

Salah satu perhitungan yang cukup dikenal adalah "Celeng Angon". Kombinasi ini sering dihindari karena dianggap membawa nasib kurang baik bagi salah satu pihak atau bagi rumah tangga secara keseluruhan. Perhitungan ini biasanya melibatkan perbandingan neptu antara hari kelahiran dan pasaran.

Secara spesifik, weton yang masuk dalam kategori ini cukup banyak dan perhitungannya agak kompleks. Intinya adalah weton yang ketika dikombinasikan, salah satu dianggap akan "menggembalakan" yang lain dalam arti yang kurang baik, bisa jadi lebih menderita atau kurang beruntung.

4. Kombinasi Weton "Naga Bumi"

Konsep "Naga Bumi" juga merupakan salah satu perhitungan yang sering dibicarakan. Weton ini dipercaya memiliki energi yang kurang selaras jika disatukan. Pasangan yang jatuh pada perhitungan Naga Bumi seringkali dikhawatirkan akan mengalami kesulitan dalam membangun rumah tangga yang harmonis, bisa jadi sering bertengkar, atau mengalami kesialan finansial.

Perhitungan Naga Bumi biasanya mengacu pada nilai neptu dan juga arah pergerakan energi yang terkait dengan masing-masing weton.

Pentingnya Memahami Konteks Budaya

Meskipun beberapa kombinasi weton ini dipercaya membawa nasib kurang baik, penting untuk menempatkannya dalam konteks budaya dan tradisi. Kepercayaan pada weton adalah bagian dari sistem nilai masyarakat tradisional yang bertujuan untuk mencari keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan.

Di era modern ini, banyak orang yang memandang perhitungan weton sebagai panduan atau pertimbangan semata, bukan sebagai penentu mutlak nasib sebuah pernikahan. Banyak pasangan yang kombinasi wetonnya dianggap kurang ideal justru mampu membangun rumah tangga yang langgeng dan bahagia melalui komunikasi yang baik, saling pengertian, dan usaha bersama.

Pada akhirnya, kesuksesan sebuah pernikahan lebih banyak dipengaruhi oleh kesiapan kedua belah pihak untuk berkomitmen, mencintai, menghargai, dan menghadapi tantangan bersama, terlepas dari hitungan weton. Kepercayaan pada weton bisa menjadi pengingat untuk lebih berhati-hati dan introspektif dalam membangun hubungan, namun bukan alasan untuk mengabaikan potensi cinta dan kebahagiaan yang bisa diraih.

🏠 Homepage