Korea, sebuah negara yang kaya akan sejarah dan budaya, menawarkan pesona yang tak terhingga bagi para penjelajah dunia. Dari keindahan alamnya yang memukau hingga pesona K-Pop dan drama Korea yang mendunia, daya tarik negeri ginseng ini terus bertambah. Namun, untuk benar-benar menyelami esensi budaya Korea, pemahaman terhadap bahasa mereka, khususnya huruf dan angka korea, adalah kunci utama.
Sistem penulisan Korea yang dikenal sebagai Hangul (한글) adalah sebuah keajaiban linguistik. Berbeda dengan banyak sistem penulisan lain yang berkembang secara organik selama ribuan tahun, Hangul diciptakan secara sengaja oleh Raja Sejong Agung pada abad ke-15. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem penulisan yang mudah dipelajari dan digunakan oleh semua kalangan masyarakat, memecah kebuntuan literasi yang disebabkan oleh rumitnya karakter Tiongkok (Hanja) yang sebelumnya digunakan.
Keunikan Hangul terletak pada desain fonetisnya yang cerdas. Setiap konsonan dan vokal dirancang agar menyerupai bentuk organ bicara saat diucapkan, atau mencerminkan prinsip-prinsip filosofis. Misalnya, konsonan dasar seperti ㄱ (g/k) menyerupai bentuk lidah yang menyentuh langit-langit mulut, sementara vokal dasar seperti ㅏ (a) dan ㅓ (eo) terinspirasi dari elemen alam: manusia (garis vertikal), langit (garis horizontal atas), dan bumi (garis horizontal bawah).
Hangul disusun dalam blok-blok suku kata. Setiap blok terdiri dari satu atau lebih konsonan dan satu atau lebih vokal. Susunan ini menciptakan tampilan visual yang teratur dan estetis. Contohnya:
Proses belajar Hangul seringkali dianggap sangat mudah, bahkan oleh penutur bahasa lain. Dengan hanya 24 karakter dasar (14 konsonan dan 10 vokal), serta beberapa kombinasi yang merupakan turunan, seseorang dapat mulai membaca dan menulis dalam bahasa Korea dalam waktu singkat. Fleksibilitas Hangul memungkinkan penciptaan bunyi-bunyi yang kompleks, menjadikannya sistem penulisan yang sangat efisien.
Berbeda dengan hurufnya yang memiliki satu sistem dominan, bahasa Korea menggunakan dua sistem penomoran: sistem angka asli Korea (Koreanic numbers) dan sistem angka Sino-Korea (Sino-Korean numbers) yang berasal dari bahasa Tiongkok. Pemilihan sistem bergantung pada konteks penggunaan.
Angka asli Korea digunakan terutama untuk menghitung jumlah benda, menentukan usia, dan menunjukkan jam (dalam format 12 jam).
Untuk angka di atas sepuluh, sistem ini sedikit berubah, menggabungkan angka dasar dengan kata 'sepuluh' (열) atau 'dua puluh' (스물), dan seterusnya. Misalnya, 11 adalah 열하나 (yeolhana), 12 adalah 열둘 (yeoldul).
Angka Sino-Korea lebih umum digunakan untuk menunjukkan urutan (seperti nomor bab atau lantai), nilai uang, menit, detik, tanggal, nomor telepon, dan dalam perhitungan matematika yang lebih formal.
Angka-angka yang lebih besar dibentuk dengan menggabungkan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Contoh:
Sistem Sino-Korea ini sangat mirip dengan sistem angka Tiongkok, menunjukkan pengaruh historis yang kuat.
Memahami huruf dan angka korea membuka pintu untuk berbagai pengalaman. Bagi penggemar budaya pop Korea, ini berarti bisa membaca lirik lagu favorit, memahami dialog dalam drama tanpa subtitle, atau bahkan berinteraksi langsung dengan idola melalui media sosial. Bagi mereka yang tertarik pada sejarah dan filsafat, Hangul menawarkan wawasan tentang pemikiran visioner Raja Sejong.
Secara praktis, penguasaan dasar bahasa Korea, dimulai dari huruf dan angka, sangat membantu saat bepergian ke Korea Selatan. Kemampuan membaca nama tempat, menu makanan, atau label produk akan sangat memudahkan navigasi dan interaksi sehari-hari. Selain itu, memahami sistem angka yang berbeda membantu menghindari kesalahpahaman dalam situasi penting.
Mempelajari huruf dan angka korea bukanlah sekadar menghafal simbol, melainkan sebuah perjalanan untuk terkoneksi lebih dalam dengan salah satu budaya paling dinamis di dunia. Dengan pendekatan yang tepat dan sumber daya yang memadai, proses ini bisa menjadi pengalaman yang sangat memuaskan dan membuka wawasan baru.