Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai figur sentral dalam sejarah Islam, memiliki kehidupan pribadi yang penuh pelajaran, terutama hubungannya dengan istri pertamanya, Siti Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu 'anha. Pernikahan ini adalah salah satu kemitraan paling harmonis dan suportif dalam sejarah kenabian. Salah satu aspek penting yang sering dicari informasinya adalah mengenai keturunan mereka. Pertanyaan mengenai jumlah anak nabi muhammad saw dan khadijah yaitu sering muncul dalam kajian sejarah Islam.
Berdasarkan riwayat-riwayat sahih yang banyak dirujuk dalam sirah nabawiyah, Nabi Muhammad SAW dan Khadijah radhiyallahu 'anha dikaruniai sebanyak tujuh orang anak. Namun, perlu dicatat bahwa dari tujuh tersebut, hanya putri-putri beliau yang mencapai usia dewasa. Fakta ini menambah kedalaman cerita tentang kesabaran dan ketabahan yang dialami oleh pasangan mulia ini dalam menghadapi ujian kehilangan anak-anak mereka di usia dini.
Dari tujuh orang anak tersebut, empat di antaranya adalah laki-laki, dan tiga adalah perempuan. Keempat anak laki-laki tersebut wafat ketika masih bayi atau anak-anak. Hal ini seringkali menjadi perenungan penting mengenai bagaimana Nabi Muhammad SAW, meskipun membawa risalah besar, juga mengalami duka mendalam layaknya seorang ayah biasa.
Anak-anak laki-laki Nabi Muhammad dan Khadijah adalah Qasim, Abdullah (juga dikenal dengan nama panggilan Ath-Thahir dan Ath-Thayib), dan dua anak lain yang namanya kurang populer dalam riwayat utama karena usia mereka yang sangat singkat. Qasim adalah anak pertama mereka, dan karena Qasim inilah Nabi Muhammad SAW mendapat julukan "Abul Qasim" (Ayah bagi Qasim). Kenyataan bahwa semua putra mereka meninggal sebelum Nabi menerima wahyu atau di usia yang sangat muda menjadi ujian besar bagi kesabaran Siti Khadijah, yang selalu mendampingi dan menguatkan beliau.
Sementara itu, tiga putri mereka tumbuh besar dan menjadi pewaris ajaran dan akhlak mulia ayah mereka. Putri-putri tersebut adalah: Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan yang termuda, Fatimah Az-Zahra. Kelanjutan nasab Nabi Muhammad SAW dari jalur pernikahan dengan Khadijah ini sepenuhnya melalui putri-putri beliau, terutama Fatimah Az-Zahra, yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib.
Jika kita merangkum fokus utama pada pertanyaan inti, maka jawaban tegas mengenai jumlah anak nabi muhammad saw dan khadijah yaitu tujuh orang. Enam di antaranya wafat saat masih kanak-kanak atau bayi, dan satu putri yang bertahan hingga dewasa dan menjadi sosok penting dalam sejarah peradaban Islam.
Pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Khadijah terjadi sebelum kenabian, ketika Nabi berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Kehidupan rumah tangga mereka melahirkan semua anak mereka selama masa pernikahan tersebut. Keunikan pernikahan ini tidak hanya terletak pada jumlah anak, tetapi pada dukungan emosional dan materiil yang diberikan Khadijah selama masa-masa awal kerasulan. Dukungan ini krusial, terutama setelah mereka kehilangan putra-putra mereka. Kenyataan ini menunjukkan bahwa meskipun mengalami kepedihan pribadi yang mendalam, ikatan spiritual dan keluarga mereka tetap kokoh, menjadi fondasi bagi dakwah Islam di masa depan. Kisah ketujuh anak ini, meskipun singkat bagi para putra, mengajarkan tentang kepasrahan total kepada kehendak Ilahi.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang kehidupan keluarga Nabi tidak lengkap tanpa mengetahui fakta mengenai keturunan beliau bersama Siti Khadijah, yang mana totalnya adalah tujuh orang anak. Kisah mereka adalah cerminan kesetiaan, kesabaran, dan keteladanan dalam menghadapi takdir kehidupan.