Struktur Jam Mengajar Kurikulum Merdeka SD Kelas 5

Kurikulum Merdeka membawa angin segar dalam dunia pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Salah satu perubahan signifikan yang dirasakan oleh para guru adalah fleksibilitas dalam alokasi waktu belajar. Bagi guru yang mengajar di kelas 5 SD, memahami struktur jumlah jam mengajar kurikulum merdeka SD kelas 5 menjadi krusial untuk merencanakan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan filosofi kurikulum ini.

5

Ilustrasi Jam Pelajaran Kelas 5

Perbedaan Mendasar dalam Alokasi Waktu

Pada Kurikulum Merdeka, alokasi jam pelajaran tidak lagi terkotak-kotak secara kaku per mata pelajaran seperti pada kurikulum sebelumnya. Struktur utama dalam Kurikulum Merdeka berpusat pada dua komponen besar: Pembelajaran Intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Untuk siswa kelas 5 SD, jumlah total jam pelajaran dalam satu tahun ajaran tetap mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Namun, pembagiannya memberikan ruang lebih besar bagi guru untuk berinovasi. Alokasi jam tatap muka mingguan sering kali berkisar antara 28 hingga 32 jam pelajaran (JP) per minggu, tergantung kebijakan sekolah dan karakteristik daerah.

Komponen Pembelajaran Intrakurikuler

Intrakurikuler adalah inti dari pembelajaran mata pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), serta Seni.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Salah satu pilar utama Kurikulum Merdeka adalah P5. Alokasi waktu untuk kegiatan proyek ini bersifat mandatori dan terpisah dari jam pelajaran reguler. Untuk SD, umumnya alokasi P5 berkisar antara 20% hingga 25% dari total jam pelajaran setahun.

Jika kita asumsikan total jam pelajaran setara 30 JP per minggu, maka sekitar 6 hingga 7 JP per minggu didedikasikan untuk kegiatan proyek ini. Kegiatan P5 memungkinkan siswa kelas 5 untuk mengasah dimensi Profil Pelajar Pancasila seperti Bernalar Kritis, Kreatif, dan Bergotong Royong melalui tema-tema yang dipilih sekolah, misalnya tema "Kewirausahaan Lokal" atau "Gaya Hidup Berkelanjutan".

Peran Guru dalam Menentukan Jumlah Jam Mengajar

Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang jam mengajarnya sudah ditentukan baku dari pusat, dalam Kurikulum Merdeka, guru dan sekolah memegang peran sentral. Meskipun kerangka dasar disediakan oleh pemerintah, implementasi di lapangan memerlukan penyesuaian.

Guru kelas 5 harus mampu menganalisis capaian belajar siswa. Jika siswa menunjukkan pemahaman yang cepat terhadap suatu konsep Matematika, guru dapat mempercepat alokasi waktu untuk topik tersebut dan mengalihkan sisa jam ke penguatan pada mata pelajaran lain yang memerlukan perhatian lebih, atau menggunakannya untuk eksplorasi mendalam melalui kegiatan berbasis proyek.

Contoh Struktur Mingguan Hipotetis Kelas 5

Meskipun tidak ada satu angka pasti, sebuah struktur jam mengajar Kurikulum Merdeka SD Kelas 5 yang ideal mungkin terlihat seperti berikut (asumsi total 32 JP per minggu):

  1. Pembelajaran Intrakurikuler Inti (Sekitar 24-26 JP): Dialokasikan untuk mata pelajaran esensial. Pembagian antar mata pelajaran didasarkan pada kebutuhan siswa.
  2. Muatan Lokal (Sekitar 2-4 JP): Disesuaikan dengan kekhasan daerah.
  3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) (Sekitar 4-6 JP): Dialokasikan pada blok waktu tertentu, mungkin dua hari dalam seminggu khusus untuk eksplorasi proyek.

Kesimpulannya, jumlah jam mengajar kurikulum merdeka SD kelas 5 ditandai dengan adanya peningkatan otonomi guru. Fokusnya bergeser dari sekadar "berapa jam yang harus diajarkan" menjadi "bagaimana jam yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai kompetensi dan karakter Profil Pelajar Pancasila." Fleksibilitas ini menuntut profesionalisme guru yang lebih tinggi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

🏠 Homepage