Pertanyaan mengenai jumlah orang yang menghadiri peristiwa tahkim seringkali muncul, terutama bagi mereka yang baru mengenal dunia penyelesaian sengketa alternatif (Alternative Dispute Resolution/ADR). Tidak seperti persidangan pengadilan terbuka, tahkim (arbitrase) adalah proses privat, yang secara inheren membatasi jumlah orang yang diizinkan hadir.
Secara mendasar, jumlah orang yang menghadiri peristiwa tahkim sangat bervariasi tergantung pada kompleksitas sengketa, yurisdiksi yang dipilih (misalnya, arbitrase komersial domestik versus arbitrase investasi internasional), dan aturan prosedural dari lembaga arbitrase yang bersangkutan (seperti BANI, SIAC, atau ICC).
Setiap peristiwa tahkim wajib memiliki beberapa peran inti yang mutlak harus ada. Jumlah minimal peserta (yang hadir secara fisik atau virtual) dalam sebuah proses arbitrase biasanya berkisar antara lima hingga sepuluh orang, tergantung pembagian representasi.
Jika kita menjumlahkan struktur inti ini untuk kasus standar (satu arbiter, dua pihak, masing-masing diwakili dua pengacara), kita sudah mendapatkan total tujuh hingga delapan orang. Angka ini merepresentasikan jumlah orang yang menghadiri peristiwa tahkim dalam skala menengah.
Meskipun sifatnya privat, ada beberapa kondisi yang dapat secara signifikan meningkatkan jumlah orang yang menghadiri peristiwa tahkim:
Dalam arbitrase internasional yang melibatkan entitas dari berbagai negara, jumlah penasihat hukum dari masing-masing pihak seringkali membengkak. Masing-masing pihak mungkin membutuhkan pengacara lokal untuk yurisdiksi tersebut dan pengacara internasional yang menguasai aturan lembaga arbitrase. Ini bisa menambah empat hingga enam orang hanya dari sisi representasi hukum.
Ini adalah kontributor terbesar terhadap keramaian sidang dengar pendapat (hearing). Dalam sengketa konstruksi, keuangan, atau paten, setiap pihak dapat menghadirkan satu hingga tiga saksi ahli. Jika dewan memutuskan untuk mendengarkan semua ahli, ini bisa menambah enam hingga delapan orang lagi ke ruang sidang, yang secara efektif membuat kehadiran mencapai 15 hingga 20 orang untuk sesi mendengarkan bukti.
Walaupun tidak terlibat langsung dalam argumen lisan, beberapa perusahaan besar mengizinkan staf teknis (seperti insinyur atau akuntan) untuk hadir guna membantu penasihat hukum dalam merujuk dokumen atau data teknis secara real-time. Mereka adalah ‘tim pendukung’ yang menambah jumlah total kehadiran.
Penting untuk membedakan antara berbagai tahapan dalam proses arbitrase ketika membahas jumlah orang yang menghadiri peristiwa tahkim:
Kesimpulannya, sementara tahkim dirancang untuk menjadi efisien dan privat, jumlah orang yang menghadiri peristiwa tahkim dapat berkisar dari lima orang untuk sengketa sederhana hingga lebih dari dua puluh orang untuk kasus-kasus multi-juta dolar yang kompleks dan padat bukti teknis. Sifat privat acara memastikan bahwa hanya mereka yang memiliki kepentingan langsung atau peran prosedural yang diizinkan untuk hadir.