Ilustrasi perbandingan populasi. Indonesia memiliki populasi yang jauh lebih besar.
Membandingkan jumlah penduduk antara Indonesia dan Australia memberikan gambaran kontras yang signifikan antara dua negara di kawasan Oseania. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, secara konsisten menduduki peringkat teratas sebagai negara dengan populasi terpadat secara global. Sementara itu, Australia, meskipun memiliki luas daratan yang sangat besar, memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah.
Data demografi menunjukkan perbedaan magnitudo yang ekstrem. Indonesia adalah rumah bagi lebih dari 270 juta jiwa, menjadikannya negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Populasi ini terkonsentrasi pada gugusan pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Sebaran geografis ini menciptakan tantangan unik dalam hal pemerataan infrastruktur, layanan publik, dan pembangunan.
Di sisi lain, Australia adalah negara benua yang mengandalkan imigrasi sebagai salah satu motor utama pertumbuhan penduduknya. Meskipun memiliki wilayah yang membentang luas, sebagian besar penduduknya memilih untuk tinggal di wilayah pesisir tenggara, terutama di kota-kota besar seperti Sydney, Melbourne, dan Brisbane. Keterbatasan air dan iklim di pedalaman (the Outback) menjadi faktor alamiah yang membatasi pemukiman penduduk secara merata.
Perbedaan mencolok ini berakar pada sejarah geografi, tingkat urbanisasi, dan kebijakan demografi masing-masing negara. Indonesia memiliki warisan sejarah agraris yang mendukung populasi besar sejak lama, dengan tanah vulkanik subur yang menopang kehidupan jutaan orang.
Implikasi dari perbedaan ini sangat terasa dalam aspek ekonomi dan lingkungan. Bagi Indonesia, fokus utama adalah bagaimana mengelola bonus demografi, menciptakan lapangan kerja yang memadai, dan memastikan sumber daya alam dapat menopang kebutuhan ratusan juta penduduknya tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan jangka panjang. Isu ketahanan pangan dan energi menjadi isu strategis nasional.
Sementara itu, Australia menghadapi tantangan yang berbeda. Dengan populasi yang lebih kecil namun terpusat, tantangannya lebih condong pada pengelolaan pertumbuhan kota yang cepat, mempertahankan daya saing tenaga kerja melalui imigrasi terencana, serta melindungi ekosistem unik mereka dari tekanan pembangunan yang terfokus di area pesisir.
Tingkat pertumbuhan alami di Indonesia, meskipun mulai melambat dibandingkan dekade sebelumnya, masih jauh lebih tinggi dibandingkan Australia. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) di Indonesia cenderung lebih tinggi daripada Australia, yang telah lama menghadapi isu penuaan populasi dan tingkat kelahiran di bawah tingkat penggantian (replacement level).
Australia mengandalkan program migrasi internasional yang terstruktur untuk menjaga pertumbuhan angkatan kerja dan mengatasi penurunan alami. Migrasi memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan populasi, memastikan ketersediaan tenaga kerja di berbagai sektor, mulai dari teknologi hingga layanan kesehatan.
Kesimpulannya, perbandingan jumlah penduduk Indonesia dan Australia menunjukkan kontras antara negara dengan populasi masif yang berjuang mengelola kepadatan dan negara dengan populasi kecil yang mengandalkan keterbukaan untuk menjaga vitalitas demografisnya. Kedua negara ini, meskipun berbeda skala, sama-sama berperan penting dalam arsitektur geopolitik kawasan Asia-Pasifik.