Ilustrasi koneksi digital di Indonesia.
Penggunaan internet di Indonesia telah mengalami transformasi luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Dari layanan yang terbatas dan mahal, kini akses digital telah menjadi kebutuhan primer bagi mayoritas penduduk. Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor kunci, termasuk penetrasi perangkat seluler yang masif, pembangunan infrastruktur jaringan, serta meningkatnya kebutuhan akan layanan daring (online) baik untuk keperluan ekonomi, pendidikan, maupun sosial. Data menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang menggunakan internet terus melonjak signifikan, mencerminkan status Indonesia sebagai salah satu pasar digital terbesar di Asia Tenggara.
Awalnya, akses internet seringkali hanya terpusat di kota-kota besar melalui penyedia layanan internet (ISP) kabel atau dial-up. Namun, era 4G dan kini pengembangan 5G telah mengubah lanskap ini secara drastis. Kehadiran ponsel pintar (smartphone) yang semakin terjangkau menjadi katalis utama. Kini, konektivitas tidak lagi bergantung pada komputer meja, melainkan digenggam di tangan, memungkinkan masyarakat di daerah urban maupun rural untuk terhubung ke jaringan global.
Menentukan angka pasti jumlah penduduk Indonesia yang menggunakan internet memerlukan perbandingan data dari berbagai lembaga survei, namun tren konsisten menunjukkan bahwa persentase penetrasi terus mendekati mayoritas populasi. Angka-angka ini tidak hanya mencakup mereka yang mengakses melalui Wi-Fi rumahan, tetapi secara dominan melalui paket data seluler. Pertumbuhan ini menciptakan ekosistem digital yang kaya, mulai dari e-commerce, layanan keuangan digital (fintech), hingga platform hiburan daring.
Angka ini mencerminkan bahwa ratusan juta jiwa kini aktif terhubung. Meskipun demikian, tantangan utama tetap ada, terutama dalam hal pemerataan kualitas dan kecepatan akses. Wilayah Indonesia Timur masih menghadapi kendala infrastruktur dibandingkan dengan Jawa dan Sumatera. Oleh karena itu, fokus pembangunan digital nasional saat ini tidak hanya pada kuantitas pengguna, tetapi juga pada kualitas pengalaman berselancar (user experience).
Peningkatan drastis dalam jumlah pengguna internet secara langsung berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) kini memiliki akses pasar yang lebih luas. Mereka dapat menjual produk ke seluruh nusantara, bahkan ke pasar internasional, hanya bermodalkan koneksi internet dan platform media sosial atau marketplace. Ini menunjukkan bahwa internet bukan lagi sekadar alat komunikasi, melainkan mesin penggerak ekonomi baru.
Di sektor pendidikan, akses ke sumber belajar daring (e-learning) semakin terbuka, membantu mengurangi kesenjangan pengetahuan antara siswa di perkotaan dan pedesaan. Selain itu, peningkatan literasi digital melalui konektivitas massal juga menjadi fokus penting untuk memastikan masyarakat mampu memanfaatkan teknologi secara aman dan produktif, menghindari jebakan hoaks atau penipuan daring.
Meskipun kemajuan signifikan telah dicapai dalam peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang menggunakan internet, pekerjaan rumah masih banyak. Tantangan terbesar adalah menuntaskan "digital divide" atau kesenjangan digital. Perbedaan dalam infrastruktur, seperti pembangunan menara BTS di daerah terpencil, serta isu keterjangkauan harga perangkat dan paket data di segmen masyarakat tertentu, masih menjadi hambatan. Pemerintah dan sektor swasta terus berupaya mengatasi hal ini melalui proyek strategis seperti percepatan pembangunan jaringan serat optik dan satelit orbit rendah.
Dengan proyeksi populasi yang terus bertambah dan kebutuhan digital yang semakin meningkat, diharapkan dalam waktu dekat penetrasi internet di Indonesia akan mendekati saturasi. Konsistensi dalam investasi infrastruktur dan kebijakan yang mendukung inklusivitas digital akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa setiap warga negara dapat menikmati manfaat penuh dari revolusi digital yang sedang berlangsung.