Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan salah satu provinsi penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Oleh karena itu, dinamika dan sebaran jumlah penduduk kabupaten kota Kalimantan Selatan menjadi topik krusial dalam perencanaan pembangunan daerah, alokasi sumber daya, hingga penataan infrastruktur. Provinsi yang dikenal dengan julukan "Bumi Lambung Mangkurat" ini memiliki karakteristik demografi yang unik, mencakup kota metropolitan Banjarmasin hingga wilayah penyangga yang lebih agraris seperti Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Memahami data kependudukan terbaru sangat penting bagi para pemangku kepentingan. Pertumbuhan penduduk yang tidak merata antar wilayah dapat menimbulkan tantangan berbeda, mulai dari kepadatan tinggi di area urban seperti Banjarbaru dan Banjarmasin, hingga kebutuhan pemerataan fasilitas publik di wilayah 3-Kabupaten Kotabaru. Data resmi, umumnya bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan, memberikan gambaran komprehensif mengenai distribusi usia, jenis kelamin, dan kepadatan penduduk di setiap wilayah administrasi.
Data jumlah penduduk kabupaten kota Kalimantan Selatan menunjukkan dominasi kepadatan di wilayah dataran rendah sekitar Sungai Barito, khususnya di Kota Banjarmasin yang selalu menjadi episentrum populasi. Namun, perlu dicatat bahwa beberapa kabupaten penyangga seperti Kabupaten Banjar dan Tanah Laut turut menopang angka tersebut karena kedekatannya dengan pusat aktivitas ekonomi.
Berikut adalah tabel ringkasan yang menyajikan estimasi data kependudukan berdasarkan wilayah administrasi di Kalimantan Selatan. Angka riil dapat mengalami fluktuasi tergantung kebijakan sensus terbaru yang dikeluarkan oleh BPS.
| No. | Nama Wilayah | Perkiraan Jumlah Penduduk (Jiwa) | Keterangan Utama |
|---|---|---|---|
| 1 | Kabupaten Tanah Laut | 320.000 | Wilayah penyangga industri |
| 2 | Kabupaten Kota Baru | 410.000 | Kabupaten terluas secara geografis |
| 3 | Kabupaten Banjar | 560.000 | Pusat agraris dan penyangga ibukota |
| 4 | Kabupaten Barito Kuala | 305.000 | Berbatasan langsung dengan Banjarmasin |
| 5 | Kabupaten Tapin | 200.000 | Wilayah dengan sejarah panjang |
| 6 | Kabupaten Hulu Sungai Selatan | 230.000 | Kawasan pegunungan di pedalaman |
| 7 | Kabupaten Hulu Sungai Tengah | 265.000 | Pusat pendidikan keagamaan |
| 8 | Kabupaten Hulu Sungai Utara | 235.000 | Pintu gerbang menuju Kaltara |
| 9 | Kabupaten Balangan | 135.000 | Kabupaten termuda |
| 10 | Kabupaten Kotabaru | 360.000 | Memiliki potensi maritim besar |
| 11 | Kabupaten Tanah Bumbu | 345.000 | Dampak IKN dan pertambangan |
| 12 | Kota Banjarmasin | 680.000 | Ibukota Provinsi, terpadat |
| 13 | Kota Banjarbaru | 295.000 | Kota pendidikan dan pemerintahan |
Karakteristik geografis Kalimantan Selatan sangat menentukan pola sebaran jumlah penduduk kabupaten kota Kalimantan Selatan. Area yang dialiri oleh sungai-sungai besar, seperti Sungai Barito dan Sungai Martapura, cenderung memiliki populasi yang jauh lebih padat. Sebaliknya, wilayah pegunungan di pedalaman seperti bagian dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kotabaru masih menunjukkan kepadatan penduduk yang relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan aksesibilitas dan dominasi lahan hutan serta pertanian skala kecil.
Dengan adanya perkembangan infrastruktur dan rencana pengembangan IKN di Kalimantan Timur, wilayah-wilayah penyangga Kalsel, terutama yang berbatasan langsung (seperti Tanah Bumbu dan Kotabaru), diperkirakan akan mengalami lonjakan migrasi masuk. Peningkatan ini menuntut pemerintah daerah untuk segera melakukan penyesuaian tata ruang, peningkatan kapasitas layanan kesehatan, serta memastikan ketersediaan lapangan kerja yang selaras dengan pertumbuhan populasi tersebut.
Secara agregat, total penduduk Kalsel mencerminkan tantangan urbanisasi yang terpusat. Banjarmasin dan Banjarbaru menyerap proporsi signifikan dari total penduduk provinsi. Sementara itu, kabupaten-kabupaten lain harus bekerja keras dalam menarik investasi dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru agar pertumbuhan penduduk lebih merata dan tidak membebani infrastruktur di kawasan metropolitan Banjarbakula (Banjarmasin, Banjar, Banjarbaru, Barito Kuala). Analisis mendalam terhadap angka migrasi bersih sangat diperlukan untuk memprediksi kebutuhan layanan publik di masa mendatang.
Kesimpulannya, data jumlah penduduk kabupaten kota Kalimantan Selatan bukan hanya sekadar angka statistik, tetapi merupakan peta sosial-ekonomi yang vital untuk merumuskan kebijakan pembangunan berkelanjutan di Bumi Lambung Mangkurat.