Tubuh manusia adalah mahakarya rekayasa biologis, dan salah satu komponen paling vital yang memungkinkan gerakan, postur, dan interaksi kita dengan dunia adalah sistem persendian. Pertanyaan mengenai jumlah sendi manusia sering kali muncul, namun jawabannya tidak sesederhana satu angka pasti karena definisi sendi itu sendiri bisa bervariasi dalam konteks anatomi.
Secara umum, tubuh manusia dewasa diyakini memiliki sekitar 200 hingga 250 sendi yang berfungsi penuh. Angka ini mencakup semua jenis persendian, mulai dari sendi yang sangat bergerak (sinovial) hingga sendi yang hampir tidak bergerak (fibrosa dan kartilaginosa).
Mengapa Angka Jumlah Sendi Bervariasi?
Perbedaan angka ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pada bayi dan anak-anak, jumlah tulang dan kartilago lebih banyak, dan beberapa di antaranya akan menyatu (fusi) seiring pertumbuhan, membentuk sendi tunggal pada masa dewasa. Kedua, cara klasifikasi anatomi menentukan apakah struktur kecil tertentu dihitung sebagai sendi independen atau hanya bagian dari persendian yang lebih besar. Misalnya, sendi antara tulang-tulang kecil di tengkorak (sutura) sering kali diklasifikasikan sebagai sendi fibrosa, namun beberapa ahli mungkin tidak menghitungnya secara terpisah dari kerangka kepala secara keseluruhan.
Ilustrasi sederhana persendian antar tulang.
Klasifikasi Berdasarkan Struktur dan Fungsi
Untuk memahami keragaman jumlah sendi manusia, kita perlu melihat bagaimana para ahli anatomi mengelompokkannya. Klasifikasi utama didasarkan pada material yang menyatukan tulang dan tingkat pergerakan yang diizinkan.
1. Sendi Sinovial (Diarthroses)
Ini adalah jenis sendi yang paling umum dan paling bergerak dalam tubuh, ditemukan di lutut, siku, pinggul, bahu, dan jari-jari. Mereka dicirikan oleh adanya kapsul sendi berisi cairan sinovial yang melumasi permukaan tulang, memungkinkan gerakan yang halus. Jumlah sendi jenis ini berkisar antara 100 hingga 150, dan mereka adalah yang paling sering diperhitungkan saat membahas gerak.
Contoh gerakan yang diizinkan meliputi:
- Gerakan engsel (seperti pada siku).
- Gerakan bola dan soket (seperti pada bahu).
- Gerakan peluncuran (seperti pada pergelangan tangan).
2. Sendi Kartilaginosa (Amphiarthroses)
Sendi ini dipisahkan oleh tulang rawan. Mereka memungkinkan sedikit gerakan. Contoh utamanya adalah diskus intervertebralis (bantalan di antara ruas-ruas tulang belakang) dan simfisis pubis. Meskipun pergerakannya terbatas, sendi-sendi ini penting untuk penyebaran beban dan sedikit fleksibilitas tulang belakang.
3. Sendi Fibrosa (Synarthroses)
Sendi ini hampir sepenuhnya tidak bergerak dan dihubungkan oleh jaringan ikat padat. Sendi fibrosa memberikan stabilitas maksimal. Contoh klasiknya adalah sutura (jahitan) yang menyatukan tulang-tulang tengkorak. Meskipun tidak bergerak dalam pengertian fungsional, secara teknis mereka adalah titik artikulasi antar elemen skeletal.
Sendi Mayor yang Paling Penting
Dalam konteks mobilitas harian, perhatian biasanya tertuju pada sendi-sendi besar. Jika kita hanya menghitung sendi-sendi utama yang sangat mobile (sinovial), kita akan mendapatkan angka yang lebih kecil, namun signifikan:
- Sendi Bahu: Sendi peluru dan soket yang sangat fleksibel.
- Sendi Siku: Sendi engsel yang memungkinkan fleksi dan ekstensi.
- Sendi Pinggul: Sendi bola dan soket utama tubuh.
- Sendi Lutut: Sendi terbesar dan kompleks, berfungsi sebagai engsel yang menopang berat badan.
- Sendi Pergelangan Tangan dan Kaki: Kombinasi beberapa sendi kecil yang memungkinkan gerakan kompleks.
- Sendi Tulang Belakang: Meskipun banyak, sendi antar ruas memungkinkan lengkungan dan rotasi batang tubuh.
Kesimpulannya, sementara perkiraan populer sering mengacu pada angka 200-an untuk jumlah sendi manusia dewasa, penting untuk diingat bahwa angka ini mencerminkan total persimpangan struktural. Sendi sinovial yang memungkinkan kita berjalan, berlari, dan memegang benda adalah bagian terpenting yang menentukan kualitas gerak kita sehari-hari.