Anggaran kas (atau Cash Budget) merupakan salah satu alat perencanaan keuangan paling vital bagi setiap entitas, baik itu perusahaan besar, usaha kecil menengah (UKM), maupun organisasi nirlaba. Secara fundamental, anggaran kas adalah perkiraan terperinci mengenai arus kas masuk (penerimaan) dan arus kas keluar (pembayaran) yang akan terjadi selama periode waktu tertentu di masa depan.
Tujuan utamanya adalah untuk memproyeksikan posisi kas perusahaan pada akhir setiap periode. Apakah kas akan surplus (lebih dari cukup) atau defisit (kekurangan dana)? Informasi ini krusial untuk pengambilan keputusan operasional dan investasi yang tepat. Tanpa anggaran kas yang akurat, sebuah bisnis bisa saja terlihat untung secara akuntansi (laba), namun mengalami kebangkrutan karena kehabisan uang tunai (likuiditas).
Penyusunan anggaran kas umumnya melibatkan tiga bagian utama yang harus diestimasi secara cermat berdasarkan data historis, rencana penjualan, dan kebijakan pengeluaran.
Ini adalah seluruh sumber dana yang diperkirakan akan masuk ke kas perusahaan. Sumber utamanya sering kali berasal dari penjualan tunai dan penagihan piutang dari penjualan kredit periode sebelumnya. Perlu diperhatikan bahwa penjualan secara kredit tidak langsung menghasilkan kas; ada jeda waktu antara penjualan dan penerimaan pembayaran. Oleh karena itu, estimasi ini harus mempertimbangkan tingkat penagihan yang realistis.
Ini mencakup semua beban yang memerlukan pembayaran tunai selama periode anggaran. Komponennya sangat beragam, meliputi:
Sama seperti penerimaan, waktu pembayaran sangat penting. Pembelian bahan baku mungkin dilakukan sekarang, namun pembayarannya bisa ditunda 30 hari.
Setelah menghitung total penerimaan dikurangi total pengeluaran, hasilnya adalah surplus atau defisit kas bersih. Manajemen biasanya menetapkan 'Saldo Kas Minimum' yang harus selalu tersedia sebagai penyangga keamanan.
Jika defisit melebihi saldo minimum, perusahaan harus merencanakan pendanaan (misalnya, pinjaman jangka pendek). Sebaliknya, jika terjadi surplus signifikan di atas kebutuhan operasional, kelebihan dana tersebut dapat diinvestasikan untuk mendapatkan imbal hasil.
Mengapa banyak profesional keuangan menekankan pentingnya anggaran kas? Karena dampaknya langsung pada stabilitas dan pengambilan keputusan strategis.
Meskipun penting, menyusun anggaran kas bukanlah tanpa hambatan. Akurasi sangat bergantung pada kualitas estimasi. Ketidakpastian ekonomi, perubahan tak terduga pada perilaku pelanggan (penundaan pembayaran piutang), atau kenaikan harga bahan baku mendadak dapat membuat anggaran meleset. Oleh karena itu, diperlukan peninjauan dan penyesuaian berkala (revisi anggaran) seiring berjalannya waktu.
Kesimpulannya, anggaran kas adalah peta jalan likuiditas. Ini mengubah harapan penjualan menjadi kenyataan kas, memastikan bahwa janji operasional dapat dipenuhi dengan sumber daya finansial yang tersedia.