Mengenal Angin Duduk (Angina Pektoris): Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Ilustrasi Dada dan Jantung yang Mengalami Nyeri DOR! Area Dada yang Terasa Tidak Nyaman

Istilah "angin duduk" mungkin terdengar akrab di telinga masyarakat awam Indonesia. Meskipun namanya tidak secara langsung merujuk pada masalah jantung, angin duduk adalah manifestasi klinis dari kondisi medis serius yang dikenal secara ilmiah sebagai **Angina Pektoris**. Kondisi ini menandakan bahwa jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup (iskemia miokard) akibat adanya penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah koroner.

Memahami angin duduk sangat krusial karena meskipun seringkali bersifat sementara dan bukan serangan jantung, ia merupakan peringatan dini bahwa risiko serangan jantung (infark miokard) di masa depan sangat tinggi.

Apa Sebenarnya Angin Duduk Itu?

Angina pektoris (angin duduk) bukanlah penyakit, melainkan gejala dari penyakit jantung koroner (PJK). Jantung, sebagai otot yang bekerja non-stop, membutuhkan pasokan darah kaya oksigen yang disalurkan melalui arteri koroner. Ketika arteri ini menyempit—umumnya karena penumpukan plak kolesterol (aterosklerosis)—aliran darah menjadi terhambat.

Saat kebutuhan oksigen jantung meningkat (misalnya saat berolahraga, stres emosional, atau makan besar), pembuluh darah yang sudah menyempit tidak mampu mengirimkan darah yang memadai. Kekurangan oksigen inilah yang memicu rasa nyeri atau tidak nyaman di dada, yang kita sebut angin duduk. Setelah aktivitas berat dihentikan dan kebutuhan oksigen menurun, nyeri biasanya akan mereda.

Jenis-Jenis Angin Duduk

Angina tidak selalu muncul dengan pola yang sama. Dokter membaginya menjadi beberapa kategori utama berdasarkan pemicunya:

Gejala Khas yang Sering Muncul

Gejala utama angin duduk adalah rasa tidak nyaman di dada, namun deskripsinya bisa sangat bervariasi antar individu.

Penting untuk Diketahui: Angin duduk bukanlah rasa sakit tajam seperti tertusuk jarum. Biasanya digambarkan sebagai: Rasa tidak nyaman ini sering menjalar ke bahu kiri, lengan, leher, rahang, atau punggung atas.

Faktor Risiko dan Penyebab Utama

Penyebab utama angin duduk adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK), yang perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko:

Kapan Harus Segera Mencari Bantuan Medis?

Meskipun angin duduk stabil dapat diatasi dengan istirahat, setiap episode nyeri dada yang baru atau berbeda harus ditanggapi dengan serius. Jika Anda mengalami gejala berikut, segera hubungi layanan darurat:

Penanganan dan Manajemen Angin Duduk

Manajemen angin duduk berfokus pada pengurangan gejala dan pencegahan progresivitas PJK:

  1. Perubahan Gaya Hidup: Ini adalah fondasi utama. Berhenti merokok, mengadopsi diet sehat rendah lemak jenuh, mengelola berat badan, dan rutin berolahraga ringan (setelah konsultasi dokter).
  2. Pengobatan: Dokter mungkin meresepkan obat seperti nitrogliserin (untuk melebarkan pembuluh darah saat serangan akut), aspirin (untuk mencegah pembekuan darah), atau obat pengontrol tekanan darah/kolesterol (statin).
  3. Prosedur Medis: Untuk kasus yang parah, prosedur seperti angioplasti (pemasangan stent) atau operasi bypass koroner mungkin diperlukan untuk memastikan aliran darah yang memadai ke otot jantung.

Angin duduk adalah alarm tubuh yang tidak boleh diabaikan. Dengan deteksi dini dan kepatuhan terhadap pengobatan serta perubahan gaya hidup sehat, risiko komplikasi serius seperti serangan jantung dapat diminimalkan secara signifikan.

🏠 Homepage