Penyakit angin duduk adalah istilah awam yang sangat populer di Indonesia untuk merujuk pada kondisi medis serius yang dikenal secara ilmiah sebagai Angina Pektoris. Istilah "angin duduk" menggambarkan sensasi nyeri atau ketidaknyamanan yang mendadak terasa di dada, seringkali membuat penderitanya merasa seolah-olah "duduk" karena tidak bisa bergerak atau bernapas dengan lega. Kondisi ini bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan gejala dari masalah yang lebih mendasar, yaitu berkurangnya aliran darah kaya oksigen ke otot jantung.
Meskipun istilah angin duduk sangat dikenal oleh masyarakat umum, penting bagi kita untuk mengetahui terminologi medis yang lebih tepat agar penanganan dan komunikasi dengan tenaga kesehatan dapat berjalan efektif. Angina adalah sinyal peringatan bahwa jantung sedang mengalami stres, biasanya akibat penyempitan pada arteri koroner—pembuluh darah yang memasok jantung.
Representasi visual dari tekanan pada jantung.
Ketika kita berbicara mengenai nama lain penyakit angin duduk, kita merujuk pada istilah medisnya. Istilah utama yang paling sering digunakan dan harus dipahami adalah Angina Pektoris. Kata "Angina" berasal dari bahasa Latin yang berarti sesak napas atau tercekik, sementara "Pektoris" mengacu pada dada (region toraks).
Ini adalah istilah payung. Angina pektoris dibagi lagi berdasarkan sifat dan penyebabnya. Memahami pembagian ini sangat penting karena menentukan urgensi penanganannya. Pembagian utamanya adalah Angina Stabil dan Angina Tidak Stabil.
Ini adalah bentuk yang paling umum. Nyeri dada biasanya terjadi saat jantung bekerja lebih keras, misalnya saat berolahraga, mengangkat beban berat, atau mengalami stres emosional. Nyeri ini cenderung berlangsung singkat (beberapa menit) dan akan mereda setelah beristirahat atau menggunakan obat yang diresepkan (nitroglycerin). Ini adalah manifestasi dari penyakit arteri koroner yang sudah ada (CAD) namun belum akut.
Inilah bentuk yang jauh lebih berbahaya dan sering dianggap sebagai kondisi darurat medis. Angina tidak stabil dapat terjadi bahkan saat beristirahat, berlangsung lebih lama dari biasanya, atau terasa lebih parah. Seringkali, ini merupakan tanda bahwa penyempitan arteri koroner telah memburuk atau plak yang menyumbat telah pecah, meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung (infark miokard). Beberapa literatur medis mungkin menyebutnya sebagai prekursor serangan jantung.
Nama lain yang kurang umum namun penting adalah Angina Varians. Kondisi ini disebabkan oleh kejang mendadak (spasme) pada arteri koroner, bukan hanya penyempitan akibat plak aterosklerosis. Spasme ini dapat memotong suplai darah sementara, menyebabkan nyeri dada yang hebat, sering terjadi di pagi hari, dan seringkali tidak dipicu oleh aktivitas fisik.
Secara lebih teknis, setiap episode nyeri yang disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen ke otot jantung akibat penyempitan pembuluh darah dapat disebut sebagai Nyeri Dada Iskemik. Ini adalah deskripsi fisiologis langsung dari apa yang dialami pasien ketika mereka mengalami "angin duduk." Istilah ini fokus pada kondisi kekurangan darah (iskemia) yang menyebabkan rasa sakit.
Popularitas istilah "angin duduk" di Indonesia menunjukkan bagaimana gejala tersebut dirasakan oleh masyarakat awam. Sensasi yang digambarkan seringkali bukan hanya nyeri tajam, tetapi rasa tertekan, sesak, berat, atau seolah-olah ada beban berat yang menindih dada, sehingga sulit untuk duduk tegak atau bergerak. Perasaan ini sangat khas sehingga menciptakan istilah deskriptif yang mudah diingat, meskipun kurang akurat secara medis dibandingkan Angina Pektoris.
Penting untuk diingat bahwa meskipun seseorang merasa itu hanya "angin," kondisi ini harus selalu dievaluasi secara serius oleh profesional kesehatan. Jika gejala angin duduk berlangsung lebih dari beberapa menit, tidak hilang dengan istirahat, atau disertai gejala lain seperti keringat dingin, mual, atau nyeri menjalar ke lengan atau rahang, penanganan medis darurat harus segera dilakukan, karena ini mengarah pada kemungkinan Angina Tidak Stabil atau serangan jantung.
Kesimpulannya, sementara masyarakat luas mengenalinya sebagai penyakit angin duduk, istilah medis yang benar dan mencakup seluruh spektrum gejalanya adalah Angina Pektoris, yang dibagi menjadi Angina Stabil, Angina Tidak Stabil, dan Angina Varians. Menguasai nama-nama lain ini membantu dalam komunikasi yang lebih jelas mengenai kondisi jantung yang berpotensi mengancam jiwa.