Banyak orang di Indonesia akrab dengan istilah "masuk angin". Kondisi ini sering diasosiasikan dengan rasa tidak nyaman secara umum, namun manifestasi yang paling dikeluhkan adalah nyeri atau rasa penuh di area dada. Meskipun istilah medisnya mungkin berbeda (sering kali berkaitan dengan gangguan pencernaan ringan atau ketegangan otot), pemahaman tentang mengapa nyeri dada ini terjadi akibat paparan suhu dingin atau perubahan cuaca sangat penting untuk penanganan awal yang tepat.
Secara ilmiah, "masuk angin" bukanlah diagnosis tunggal. Istilah ini adalah payung besar yang mencakup gejala seperti kembung, mual, badan pegal, kepala pusing, dan tentu saja, nyeri dada ringan hingga sedang. Nyeri dada akibat masuk angin biasanya bukan disebabkan oleh masalah jantung, melainkan lebih sering berhubungan dengan iritasi saluran cerna atau penumpukan gas (flatulensi) di lambung atau usus.
Ketika tubuh terpapar suhu dingin secara tiba-tiba, misalnya setelah kehujanan atau terpapar AC terlalu kencang, sistem pencernaan bisa melambat. Perlambatan ini dapat menyebabkan gas terperangkap. Gas yang terperangkap di perut bagian atas atau usus besar (terutama fleksura kolon di bawah tulang rusuk) dapat menekan diafragma, yang kemudian mengirimkan sinyal nyeri yang menjalar ke area dada.
Penting untuk bisa membedakan nyeri dada jenis ini dengan kondisi medis serius seperti serangan jantung. Nyeri akibat masuk angin umumnya memiliki ciri-ciri berikut:
Tubuh kita berusaha menjaga suhu inti yang stabil (homeostasis). Ketika terjadi perubahan suhu drastis—dari panas ke dingin atau sebaliknya—pembuluh darah bisa mengalami vasokonstriksi (penyempitan) atau vasodilatasi (pelebaran) yang cepat. Efek ini tidak hanya dirasakan di kulit, tetapi juga dapat memengaruhi motilitas (pergerakan) usus. Jika motilitas melambat, proses pengolahan makanan dan pengeluaran gas juga terhambat, memicu ketidaknyamanan yang kemudian terasa di dada.
Jika Anda yakin nyeri dada yang dirasakan adalah karena masuk angin biasa, langkah penanganan mandiri berikut dapat membantu meredakan gejala:
Jangan pernah mengabaikan nyeri dada. Jika nyeri terasa sangat hebat, menjalar ke lengan, rahang, atau punggung, disertai keringat dingin, sesak napas berat, atau berlangsung lebih dari beberapa menit tanpa mereda, ini bisa menjadi tanda kondisi darurat jantung. Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan penyebab nyeri Anda.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk menghindari "masuk angin" dan nyeri dada yang mengikutinya, usahakan untuk tidak langsung beristirahat atau tidur setelah makan kenyang, hindari paparan suhu dingin yang ekstrem, dan pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik.