Ilustrasi visualisasi rasa tidak nyaman pada dada.
"Angin duduk" adalah istilah awam yang sangat umum digunakan di Indonesia untuk merujuk pada kondisi yang dalam dunia medis dikenal sebagai **angina pektoris**. Kondisi ini terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup suplai darah yang kaya oksigen. Meskipun namanya terdengar ringan, angina adalah sinyal serius bahwa ada masalah mendasar, sering kali terkait dengan penyempitan pembuluh darah koroner akibat penyakit jantung koroner (PJK). Penanganan cepat dan mengetahui apa yang harus dilakukan adalah kunci utama.
Gejala utama angin duduk adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di dada. Rasa nyeri ini bisa digambarkan seperti ditekan, diremas, atau sesak yang menjalar. Lokasi nyeri biasanya di tengah dada, namun dapat menjalar ke bahu kiri, lengan kiri, leher, rahang, atau punggung. Gejala ini sering kali dipicu oleh aktivitas fisik berat, stres emosional, atau setelah makan besar, dan biasanya mereda dengan istirahat atau obat-obatan tertentu.
Tujuan utama penanganan akut angin duduk adalah untuk segera melebarkan pembuluh darah agar aliran darah ke jantung kembali lancar dan mengurangi beban kerja jantung. Obat yang paling sering diresepkan oleh dokter untuk mengatasi serangan akut adalah golongan nitrat, terutama **Nitrogliserin**.
Nitrogliserin bekerja dengan cara merelaksasi dan melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi), termasuk arteri koroner. Ini memungkinkan lebih banyak darah mengalir ke otot jantung yang kekurangan oksigen.
Penting untuk diingat bahwa obat ini harus sesuai resep dokter. Penggunaan nitrogliserin pada orang yang baru saja mengonsumsi obat kuat disfungsi ereksi (seperti sildenafil atau tadalafil) sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang fatal.
Dalam beberapa protokol penanganan awal serangan jantung yang didiagnosis menyerupai angina berat, dokter mungkin merekomendasikan mengunyah tablet aspirin dosis rendah (misalnya 81 mg atau 160 mg). Aspirin berfungsi sebagai antiplatelet, mencegah pembekuan darah lebih lanjut yang mungkin menyumbat arteri. Tindakan ini harus selalu dilakukan berdasarkan instruksi profesional medis.
Mengatasi serangan akut hanya langkah sementara. Angin duduk adalah manifestasi dari PJK, sehingga pengobatan jangka panjang sangat penting untuk mencegah kekambuhan dan komplikasi serius. Obat-obatan ini biasanya dikonsumsi secara rutin setiap hari, terlepas dari apakah pasien merasakan gejala atau tidak.
Beberapa kelas obat yang umum digunakan untuk manajemen jangka panjang meliputi:
Tidak ada obat yang akan bekerja optimal tanpa didukung perubahan gaya hidup yang signifikan. Obat hanya bekerja sebagai alat bantu manajemen, sementara fondasi kesehatan jantung terletak pada kebiasaan sehari-hari.
Mengelola berat badan ideal, berhenti merokok (merokok adalah faktor risiko terbesar), membatasi asupan garam dan lemak jenuh, serta rutin berolahraga ringan hingga sedang (sesuai anjuran dokter) adalah bagian tak terpisahkan dari "obat" pencegahan angin duduk. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dapat membangun kolateral (pembuluh darah kecil alternatif) yang membantu suplai darah ke jantung.
Sangat penting untuk membedakan antara angina stabil yang merespons obat cepat, dengan ketidakstabilan yang mengarah ke serangan jantung. Segera cari bantuan medis darurat (telepon ambulans) jika:
Kesimpulannya, "obat terkena angin duduk" terdiri dari dua bagian: penanganan akut dengan obat vasodilator yang diresepkan (seperti Nitrogliserin) dan manajemen jangka panjang yang melibatkan obat-obatan kardiovaskular rutin serta perubahan gaya hidup drastis. Selalu konsultasikan kondisi dada Anda dengan dokter spesialis jantung untuk mendapatkan diagnosis dan rencana pengobatan yang paling sesuai dan aman.