Anggrek (Orchidaceae) adalah salah satu keluarga tanaman hias terbesar dan paling diminati di dunia. Keindahan bunganya yang eksotis seringkali membuat para pehobi rela menghabiskan waktu dan biaya untuk merawatnya. Namun, keindahan ini tidak datang tanpa tantangan. Sama seperti tanaman lainnya, anggrek sangat rentan terhadap serangan penyakit, baik yang disebabkan oleh jamur, bakteri, maupun virus. Mengenali gejala awal penyakit sangat krusial untuk mencegah penyebaran dan menyelamatkan koleksi Anda.
Penyakit jamur adalah jenis infeksi paling umum menyerang anggrek, terutama jika lingkungan terlalu lembap, sirkulasi udara buruk, atau media tanam terlalu padat dan menahan air. Jamur berkembang biak dengan cepat dalam kondisi tersebut.
Ini bisa disebabkan oleh berbagai jenis jamur seperti Cercospora atau Phyllosticta. Gejala awal tampak sebagai bintik-bintik kecil berwarna hitam, coklat, atau kuning pada daun. Seiring waktu, bintik ini membesar dan seringkali bagian tengahnya menjadi kering atau nekrotik (mati). Jika dibiarkan, bercak akan menyatu dan menyebabkan daun gugur.
Penyakit ini, sering disebabkan oleh Phytophthora atau Erwinia (walaupun Erwinia lebih sering dikaitkan dengan bakteri), sangat destruktif. Pada anggrek genus Phalaenopsis dan Cattleya, busuk kering dimulai dari pangkal daun atau area luka, menimbulkan lesi hitam yang tampak basah atau berair. Penyakit ini cepat menyebar ke seluruh pseudobulb atau batang, mengakibatkan kematian tanaman jika tidak segera diamputasi.
Infeksi bakteri cenderung berkembang sangat cepat, terutama pada cuaca hangat dan lembap. Karakteristik utama penyakit bakteri adalah tampak "berair" atau berlendir.
Disebabkan oleh bakteri Erwinia (sekarang sering diklasifikasikan ulang), busuk lunak membuat jaringan tanaman menjadi sangat lembek, berbau busuk, dan mengeluarkan cairan keruh. Biasanya menyerang pseudobulb atau pangkal batang. Penanganan harus segera dilakukan dengan memotong bagian yang terinfeksi secara luas hingga ke jaringan sehat, lalu dikeringkan dengan fungisida atau bubuk kayu manis.
Berbeda dengan bercak jamur yang seringkali memiliki batas jelas, bercak bakteri sering tampak seperti luka kecil yang basah, berwarna coklat tua hingga hitam. Area yang terinfeksi terasa lunak jika ditekan.
Penyakit virus adalah mimpi terburuk para kolektor karena tidak ada obat kimiawi yang efektif untuk menyembuhkannya. Virus menyebar melalui alat potong yang terkontaminasi, serangga vektor (seperti kutu daun), atau kontak antar tanaman. Virus seringkali tidak membunuh tanaman secara cepat, namun merusak nilai estetika secara permanen.
Ini adalah salah satu virus paling umum. Pada banyak genus anggrek, gejalanya berupa pola bintik-bintik atau cincin konsentris berwarna kuning atau putih pada daun. Pada beberapa spesies, virus mungkin laten (tidak menunjukkan gejala) namun tetap dapat ditularkan.
Karena virus sulit diobati, pencegahan adalah kunci utama. Selalu lakukan karantina untuk anggrek baru selama minimal 30 hari. Sterilkan semua alat pemotong (gunting, pisau) dengan alkohol atau larutan pemutih sebelum dan sesudah digunakan, terutama saat memotong tanaman yang sakit.
Pengendalian efektif berpusat pada pencegahan lingkungan yang kondusif bagi patogen. Jika penyakit sudah teridentifikasi, langkah berikut dapat diambil:
Dengan observasi rutin dan menjaga kebersihan lingkungan tanam, risiko serangan penyakit pada anggrek dapat diminimalisir secara signifikan, memungkinkan Anda menikmati keindahan bunga anggrek Anda tanpa terlalu khawatir.