Surah An-Nisa' adalah salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an, yang berarti "Para Wanita". Surah ini dinamakan demikian karena banyaknya ayat yang membahas tentang wanita, hak-hak mereka, dan peran mereka dalam masyarakat. Di antara berbagai tema penting yang diangkat dalam surah ini, terdapat sebuah ayat yang sangat fundamental dan memiliki makna mendalam, yaitu Surah An-Nisa ayat 32. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang hubungan antarmanusia, tetapi juga melibatkan aspek spiritual dan konsekuensi dari setiap tindakan.
Ayat 32 dari Surah An-Nisa ini sering kali menjadi fokus kajian karena implikasinya yang luas dalam kehidupan seorang Muslim. Ayat ini secara ringkas mengingatkan kita tentang perbandingan yang sering terjadi di antara manusia, baik dalam urusan duniawi maupun kedudukan di sisi Allah SWT.
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa (harta karun) yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa (harta karun) yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Ayat ini mengandung beberapa pelajaran penting yang perlu direnungkan:
Poin pertama yang ditekankan adalah larangan untuk memiliki rasa iri hati terhadap kelebihan yang diberikan Allah kepada orang lain. Kelebihan ini bisa berupa harta, kedudukan, ilmu, kesehatan, atau berbagai nikmat lainnya. Seringkali, manusia membanding-bandingkan diri dengan orang lain dan merasa kurang bahagia ketika melihat orang lain mendapatkan lebih. Padahal, setiap rezeki dan kelebihan yang diperoleh seseorang adalah dari Allah SWT. Rasa iri hati hanya akan menimbulkan kegelisahan, kebencian, dan menjauhkan diri dari rasa syukur.
Ayat ini juga secara tegas menyebutkan bahwa "bagi orang laki-laki ada bagian dari apa (harta karun) yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa (harta karun) yang mereka usahakan." Frasa "apa yang mereka usahakan" mengindikasikan pentingnya ikhtiar atau usaha. Allah tidak serta-merta memberikan balasan, melainkan terkait dengan upaya yang dilakukan. Ini berlaku untuk laki-laki maupun perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak dan kewajiban untuk berusaha mencari rezeki dan beraktivitas sesuai peran masing-masing dalam kehidupan. Islam tidak membatasi potensi perempuan dalam berkontribusi dan berkreasi, selama masih dalam koridor syariat.
Meskipun ayat ini berbicara tentang hasil usaha, penting untuk diingat bahwa segala bentuk usaha dan hasilnya adalah karunia dari Allah SWT. Tanpa izin dan pertolongan-Nya, usaha sekecil apapun tidak akan membuahkan hasil. Oleh karena itu, setelah berusaha, langkah selanjutnya adalah memohon kepada Allah agar diberikan kelimpahan dari karunia-Nya.
Bagian akhir ayat, "Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya," merupakan penegasan akan pentingnya doa dan senantiasa bergantung pada Allah. Setelah melakukan ikhtiar, seorang Muslim diperintahkan untuk berdoa dan memohon kepada Allah agar diberikan kebaikan dunia dan akhirat. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh usaha semata, tetapi juga oleh keridaan dan pertolongan Allah.
"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." Penutup ayat ini mengingatkan kita akan sifat Allah yang Al-'Alim (Maha Mengetahui). Dia mengetahui segala apa yang kita usahakan, apa yang kita rasakan, dan apa yang terbaik bagi kita, bahkan sebelum kita mengetahuinya sendiri. Pengetahuan-Nya mencakup segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang kecil maupun yang besar.
Surah An-Nisa ayat 32 memberikan panduan praktis dalam menjalani kehidupan. Dalam bermasyarakat, hendaknya kita menjauhi sifat iri dengki dan fokus pada peningkatan kualitas diri serta usaha yang halal. Ketika melihat orang lain mencapai kesuksesan, hendaklah kita menjadikannya sebagai motivasi untuk berbuat lebih baik, bukan sebagai objek kecemburuan. Selain itu, ayat ini menegaskan kesetaraan kesempatan bagi laki-laki dan perempuan dalam berusaha dan meraih hasil dari usaha tersebut. Hal ini sejalan dengan semangat Islam yang mengangkat derajat perempuan dan memberikan hak-hak yang proporsional.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengajarkan pentingnya tawakal. Setelah berusaha semaksimal mungkin, serahkanlah hasilnya kepada Allah dan mohonlah tambahan karunia dari-Nya. Dengan memohon kepada Allah, kita mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya dan hanya kepada-Nyalah kita kembali. Ketergantungan ini akan menumbuhkan ketenangan jiwa dan kepasrahan yang indah.
Memahami dan mengamalkan Surah An-Nisa ayat 32 adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan menjauhi iri hati, giat berusaha, berdoa, dan senantiasa merasa diawasi oleh Allah yang Maha Mengetahui, seorang Muslim dapat menjalani hidup dengan penuh keberkahan dan ketenangan.