Surah An-Nisa, ayat 76, merupakan salah satu ayat penting dalam Al-Qur'an yang membahas tentang kewajiban berperang di jalan Allah (jihad) dan memberikan peringatan keras bagi orang-orang yang cenderung menunda atau menghindari kewajiban tersebut. Ayat ini menekankan pentingnya memiliki keberanian dan keyakinan dalam membela kebenaran, serta konsekuensi negatif jika hati dan jiwa justru condong pada kesenangan duniawi dan enggan berjihad.
Ayat ini sering kali menjadi bahan renungan dan pembelajaran, terutama bagi umat Islam yang hidup di zaman di mana tantangan dan ancaman terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan semakin beragam. Memahami makna mendalam dari QS An Nisa 76 dapat membantu kita dalam menata niat, memperkuat tekad, dan memilih sikap yang tepat dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
"Maka hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan akhirat berjihad di jalan Allah. Siapa yang berperang di jalan Allah, lalu ia terbunuh atau menang, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar."
Ayat 76 dari Surah An-Nisa ini diawali dengan seruan yang sangat tegas: "Maka hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan akhirat berjihad di jalan Allah." Frasa "menukar kehidupan dunia dengan akhirat" secara implisit menggambarkan dua kelompok manusia: mereka yang menjadikan dunia sebagai tujuan utama dan mereka yang mengutamakan kebahagiaan abadi di akhirat. Ayat ini secara spesifik menyeru kelompok kedua untuk aktif berperang di jalan Allah.
Perang di jalan Allah (jihad) dalam konteks ini bukan hanya berarti peperangan fisik melawan musuh. Ia mencakup segala bentuk perjuangan sungguh-sungguh untuk menegakkan kebenaran, melawan kezaliman, menyebarkan ajaran Islam dengan hikmah, serta menjaga kehormatan dan kedaulatan umat. Jihad juga bisa berarti berjuang melawan hawa nafsu diri sendiri agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan dan kesesatan.
Lebih lanjut, ayat ini memberikan kabar gembira dan jaminan pahala yang luar biasa bagi siapa saja yang menjalankan kewajiban jihad ini. "Siapa yang berperang di jalan Allah, lalu ia terbunuh atau menang, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar." Penegasan ini menunjukkan bahwa baik hasil akhir dari perjuangan tersebut (kemenangan atau kesyahidan) tidak akan mengurangi nilai dari pengorbanan itu sendiri. Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda, yang tak terbandingkan dengan kenikmatan duniawi sekecil apapun.
Penting untuk dicatat bahwa ayat ini menyebutkan dua kemungkinan hasil dari jihad: terbunuh (syahid) atau menang. Keduanya adalah bentuk keberhasilan di sisi Allah. Kesyahidan dipandang sebagai pencapaian tertinggi, di mana seorang pejuang langsung kembali ke sisi Tuhannya dengan predikat mulia dan ganjaran surga. Sementara itu, kemenangan juga merupakan bentuk keberhasilan yang patut disyukuri, karena berarti kebenaran telah ditegakkan dan kebatilan dikalahkan.
Dalam konteks kekinian, ayat ini mengingatkan kita bahwa perjuangan membela kebenaran tidak selalu mulus. Akan ada tantangan, pengorbanan, bahkan ancaman terhadap keselamatan jiwa. Namun, keyakinan bahwa setiap langkah perjuangan di jalan Allah memiliki nilai yang tak ternilai di hadapan-Nya adalah fondasi yang kuat untuk terus melangkah maju tanpa gentar.
Dalam konteks yang lebih luas, Surah An-Nisa juga membahas tentang bagaimana menjaga harta dan diri dari hal-hal yang merusak. Ayat-ayat sebelumnya dalam surah ini banyak berbicara tentang hukum waris, pengelolaan harta anak yatim, dan larangan memakan harta secara batil. QS An Nisa 76 ini seolah menjadi penutup yang memperkuat kesadaran bahwa harta dan kehidupan dunia yang kita miliki adalah amanah.
Jika kita terlalu terpaku pada harta dan kesenangan dunia, kita akan menjadi lemah dan enggan berjuang di jalan Allah. Sebaliknya, jika kita mampu mengendalikan hasrat duniawi dan menyadari bahwa tujuan akhir kita adalah akhirat, maka kita akan lebih bersemangat untuk berjuang demi kebaikan yang lebih besar. Harta yang kita miliki bisa menjadi alat untuk berjihad di jalan Allah, bukan justru menjadi penghalang.
Setiap umat Muslim dituntut untuk senantiasa menata prioritas hidupnya. Apakah kita akan menjadi orang yang "menukar kehidupan dunia dengan akhirat" atau sebaliknya. Ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa bersikap waspada terhadap tipu daya duniawi yang dapat menjauhkan kita dari tujuan hakiki.
Memahami dan merenungkan QS An Nisa 76 memberikan beberapa implikasi penting bagi kehidupan kita:
Dengan memahami QS An Nisa ayat 76, kita diajak untuk menjadi hamba Allah yang tidak hanya beriman secara pasif, tetapi juga aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai kebaikan, baik dalam skala pribadi maupun sosial. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa berjihad di jalan Allah dan mendapatkan pahala yang besar dari-Nya.