Rumus Hitung Umur Piutang di Excel

Visualisasi Analisis Piutang

Dalam dunia bisnis, mengelola piutang adalah salah satu aspek krusial untuk menjaga arus kas dan kesehatan finansial perusahaan. Piutang yang menumpuk dan usianya semakin tua dapat menjadi indikator masalah, mulai dari kebijakan kredit yang longgar hingga efektivitas penagihan yang menurun. Oleh karena itu, kemampuan untuk menghitung dan menganalisis umur piutang menjadi sangat penting. Excel, sebagai alat spreadsheet yang populer dan powerful, menyediakan berbagai cara untuk mempermudah proses ini.

Mengapa Umur Piutang Penting?

Sebelum masuk ke rumus, mari kita pahami mengapa analisis umur piutang sangat vital:

Menyiapkan Data di Excel

Untuk memulai, Anda memerlukan setidaknya tiga kolom data utama untuk setiap transaksi piutang:

  1. Tanggal Transaksi/Faktur: Tanggal ketika piutang tersebut dibuat.
  2. Tanggal Jatuh Tempo: Tanggal ketika piutang tersebut seharusnya dibayar.
  3. Jumlah Piutang: Nominal piutang yang belum tertagih.

Selain itu, Anda mungkin memerlukan kolom lain seperti Nama Pelanggan, Nomor Faktur, atau Status Pembayaran untuk analisis yang lebih mendalam.

Rumus Dasar Menghitung Umur Piutang

Cara paling sederhana untuk menghitung umur piutang adalah dengan mencari selisih antara tanggal saat ini dan tanggal jatuh tempo. Di Excel, Anda bisa menggunakan fungsi TODAY() untuk mendapatkan tanggal hari ini.

=TODAY() - [Sel Tanggal Jatuh Tempo]

Misalnya, jika tanggal jatuh tempo piutang ada di sel B2, maka rumus untuk menghitung jumlah hari piutang tersebut sudah lewat jatuh tempo adalah:

=TODAY() - B2

Hasil dari rumus ini akan berupa angka yang menunjukkan jumlah hari piutang tersebut telah lewat jatuh tempo. Jika angka positif, berarti piutang sudah lewat jatuh tempo. Jika angka nol atau negatif, berarti piutang belum jatuh tempo atau jatuh tempo hari ini.

Mengategorikan Umur Piutang (Aging Schedule)

Dalam praktiknya, analisis umur piutang seringkali dikelompokkan berdasarkan rentang waktu tertentu (misalnya, 0-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, >90 hari). Ini dikenal sebagai "Aging Schedule". Untuk membuat ini di Excel, kita bisa menggunakan kombinasi fungsi IF dan logika rentang.

Misalkan kita memiliki kolom B berisi Tanggal Jatuh Tempo dan kolom C berisi Jumlah Piutang. Di kolom D, kita akan menghitung umur piutang dalam hari menggunakan rumus =TODAY()-B2. Kemudian, di kolom E, kita akan mengategorikan umur piutang tersebut.

Berikut adalah contoh rumus menggunakan fungsi IF bertingkat untuk mengkategorikan umur piutang ke dalam beberapa kelompok:

=IF(D2="","",IF(D2<=30,"0-30 Hari",IF(D2<=60,"31-60 Hari",IF(D2<=90,"61-90 Hari","Lebih Dari 90 Hari"))))

Penjelasan rumus ini:

Menghitung Jumlah Piutang per Kategori

Setelah memiliki kategori umur piutang, Anda mungkin ingin menjumlahkan total piutang untuk setiap kategori. Ini bisa dilakukan menggunakan fungsi SUMIF atau SUMIFS.

Misalnya, di baris ringkasan, Anda ingin menjumlahkan piutang yang berumur "0-30 Hari". Asumsikan kategori umur piutang ada di kolom E dan jumlah piutang di kolom C:

=SUMIF(E2:E100, "0-30 Hari", C2:C100)

Fungsi ini akan menjumlahkan semua nilai di C2:C100 jika nilai yang sesuai di E2:E100 adalah "0-30 Hari". Anda dapat mengulang rumus ini untuk setiap kategori lainnya.

Manfaat Lanjutan

Dengan data yang terorganisir rapi, Anda dapat dengan mudah membuat grafik batang atau pivot table untuk visualisasi yang lebih baik mengenai distribusi umur piutang. Ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada manajemen mengenai kesehatan piutang perusahaan dan area mana yang memerlukan perhatian lebih.

Menguasai rumus-rumus dasar ini di Excel akan sangat membantu dalam pengelolaan piutang yang lebih efisien dan proaktif, yang pada akhirnya berkontribusi pada stabilitas finansial bisnis Anda.

© Semua Hak Dilindungi.

🏠 Homepage