Sakit dada adalah keluhan yang seringkali membuat panik. Ketika rasa nyeri muncul di area dada, pikiran pertama banyak orang adalah mengaitkannya dengan masalah jantung. Namun, dalam banyak kasus, terutama di Indonesia, nyeri dada tersebut disebabkan oleh kondisi yang jauh lebih ringan, yaitu "masuk angin" atau dalam istilah medis sering dihubungkan dengan akumulasi gas, kembung, atau nyeri otot interkostal (otot di antara tulang rusuk) akibat aktivitas tertentu.
Meskipun sering diremehkan, rasa tidak nyaman akibat masuk angin bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Memahami perbedaan antara sakit dada biasa karena gas dan kondisi medis serius adalah kunci penanganan awal yang tepat.
Istilah "masuk angin" merupakan terminologi umum yang digunakan masyarakat untuk mendeskripsikan serangkaian gejala tidak nyaman yang meliputi rasa penuh, kembung, perut terasa tertekan udara, mual ringan, badan pegal, hingga nyeri yang menjalar ke dada atau punggung. Secara ilmiah, gejala ini umumnya berasal dari masalah pencernaan atau muskuloskeletal (otot dan tulang), bukan karena udara luar yang benar-benar "masuk" ke dalam tubuh.
Penyebab utama munculnya gejala ini meliputi:
Nyeri dada akibat masuk angin biasanya memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan nyeri jantung:
Jika Anda yakin bahwa nyeri dada yang dialami adalah akibat masuk angin atau kembung, ada beberapa langkah penanganan rumahan yang bisa diterapkan:
Letakkan botol berisi air hangat atau balsem hangat di area perut atau dada yang terasa nyeri. Kehangatan membantu mengendurkan otot yang tegang dan meredakan spasme usus. Lakukan pijatan lembut memutar searah jarum jam di sekitar area perut untuk membantu mendorong gas keluar.
Hindari makanan yang memicu gas seperti kacang-kacangan, bawang, produk susu bagi yang sensitif laktosa, dan minuman bersoda. Makan dalam porsi kecil namun sering, dan pastikan Anda mengunyah makanan secara perlahan dan menyeluruh untuk mengurangi udara yang tertelan.
Teh jahe atau teh peppermint adalah pilihan yang baik. Jahe dikenal memiliki sifat karminatif (membantu mengeluarkan gas), sementara peppermint dapat merelaksasi otot saluran pencernaan.
Hindari berbaring telentang segera setelah makan. Jika nyeri dirasakan karena posisi otot yang kaku, lakukan peregangan ringan atau beristirahatlah di posisi yang nyaman, misalnya dengan posisi setengah duduk.
Untuk meminimalisir kambuhnya gejala sakit dada karena masuk angin, fokuslah pada gaya hidup sehat pencernaan. Rutin berolahraga membantu pergerakan usus yang lancar. Kelola stres dengan teknik relaksasi, karena stres sangat memengaruhi kesehatan lambung. Selain itu, pastikan Anda minum air putih yang cukup sepanjang hari.
Meskipun seringkali tidak berbahaya, membiarkan gejala berulang tanpa penanganan dapat menurunkan kualitas hidup. Kenali tubuh Anda, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika gejala ini sering terjadi atau disertai dengan tanda-tanda bahaya lainnya.