Ilustrasi area pernapasan yang terpengaruh saat serangan angin duduk.
Serangan angin duduk adalah istilah awam yang sangat umum digunakan di Indonesia untuk menggambarkan kondisi sesak napas tiba-tiba yang seringkali disertai rasa nyeri atau tekanan di dada bagian bawah, tepat di bawah tulang rusuk. Meskipun namanya terdengar seperti masalah pencernaan ringan, bagi yang mengalaminya, sensasi ini bisa sangat menakutkan dan seringkali disalahartikan sebagai serangan jantung. Secara medis, fenomena ini paling sering dikaitkan dengan gangguan pada diafragma atau spasme otot perut yang memengaruhi pernapasan.
Dalam terminologi medis modern, "angin duduk" bukanlah diagnosis resmi. Namun, gejala yang digambarkan—rasa sakit tajam, sesak napas mendadak, dan sensasi tertekan di area perut atas atau dada—sering kali mengarah pada beberapa kondisi yang berhubungan erat dengan mekanisme pernapasan atau gangguan pencernaan. Kondisi yang paling mendekati adalah spasme diafragma, atau dikenal juga sebagai "side stitch" ketika terjadi saat berolahraga.
Diafragma adalah otot besar berbentuk kubah yang terletak di dasar rongga dada, berfungsi utama dalam proses inspirasi (menarik napas). Ketika diafragma mengalami kejang atau kontraksi mendadak, ia dapat menekan organ lain atau menyebabkan nyeri tajam yang menjalar, yang dirasakan sebagai "terjepit" atau "angin duduk".
Serangan ini umumnya dipicu oleh kombinasi faktor, terutama yang melibatkan tekanan pada perut dan pola pernapasan yang tidak efisien. Beberapa pemicu yang sering dilaporkan meliputi:
Hal yang paling krusial dari serangan angin duduk adalah membedakannya dari kondisi darurat medis seperti serangan jantung (infark miokard). Meskipun keduanya melibatkan nyeri dada, ada perbedaan penting yang perlu diwaspadai:
Jika Anda ragu atau mengalami nyeri dada yang menjalar, segera cari pertolongan medis darurat.
Ketika sensasi angin duduk menyerang, tujuan utama adalah menenangkan diafragma dan memulihkan pola pernapasan normal. Langkah-langkah berikut dapat dicoba:
Untuk meminimalkan frekuensi serangan angin duduk, fokuslah pada peningkatan kebiasaan makan dan latihan pernapasan. Pastikan Anda minum cukup air sepanjang hari. Ketika berolahraga, lakukan pemanasan yang memadai dan hindari minum air dalam jumlah besar sesaat sebelum sesi latihan intensif. Menguatkan otot inti (core muscles) juga dapat memberikan stabilitas yang lebih baik bagi diafragma. Dengan pemahaman yang benar dan pencegahan yang tepat, serangan angin duduk yang mengkhawatirkan ini dapat dikelola dengan efektif.