Ilustrasi proses lebah mencari makan dan menghasilkan madu.
Surat An-Nahl, yang berarti "Lebah," adalah salah satu surat di dalam Al-Qur'an yang secara spesifik membahas tentang keajaiban dan hikmah di balik ciptaan Allah SWT. Ayat 68 dan 69 secara khusus menyoroti fenomena lebah, makhluk kecil yang menjadi contoh sempurna tentang keteraturan, disiplin, dan anugerah ilmiah yang diilhamkan langsung oleh Sang Pencipta. Kata kunci di sini adalah "wahyu" (اَوْحٰى). Wahyu yang diterima lebah bukanlah wahyu kenabian seperti yang diterima manusia, melainkan ilham naluriah yang sempurna, sebuah instruksi kosmik yang memastikan kelangsungan hidup dan fungsinya di alam semesta.
Perintah pertama adalah tentang lokasi membangun sarang. Lebah diperintahkan untuk mendirikan rumah mereka di tiga tempat utama: gunung-gunung (melambangkan alam liar yang alami dan tersembunyi), pohon-pohon kayu (menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan yang lebih umum), dan tempat-tempat yang dibangun manusia (seperti sarang buatan atau kotak lebah modern). Ini menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi lebah, namun tetap dalam koridor prinsip membangun yang kuat dan terorganisir.
Ayat 69 melanjutkan dengan menjelaskan proses pengumpulan makanan dan produksi madu. Lebah diperintahkan untuk memakan sari dari segala jenis buah-buahan (atau bunga). Perintah ini sekaligus menjadi petunjuk ilmiah: lebah tidak hanya mengumpulkan nektar, tetapi juga memproses berbagai sumber nutrisi alami yang berbeda. Variasi sumber makanan inilah yang kemudian menghasilkan variasi warna dan komposisi kimia dalam madu yang dihasilkan.
Frasa kunci selanjutnya adalah "tempuhlah jalan Tuhanmu yang dimudahkan." Jalan yang dimaksud adalah pola penerbangan yang efisien, cara komunikasi melalui tarian (waggle dance), dan proses metabolisme di dalam tubuh lebah yang semuanya telah diatur secara sempurna oleh Allah SWT. Semua itu dilakukan dengan kepatuhan mutlak, tanpa ada keraguan atau penyimpangan.
Puncak mukjizat dalam ayat ini terletak pada hasil akhir proses tersebut: madu. Al-Qur'an secara tegas menyatakan bahwa dari perut lebah keluar "minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat kesembuhan bagi manusia." Pernyataan ini, yang diwahyukan lebih dari 14 abad yang lalu, kini telah terkonfirmasi oleh sains modern. Madu dikenal memiliki sifat antibakteri, anti-inflamasi, dan merupakan sumber energi alami yang kaya. Keanekaragaman warna madu (mulai dari kuning muda hingga coklat gelap) adalah cerminan dari keanekaragaman flora yang dikunjungi lebah.
Sebagai penutup, ayat ini menegaskan bahwa semua proses luar biasa ini adalah "tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir." Ayat An-Nahl 68-69 bukan sekadar kisah tentang serangga. Ini adalah pelajaran tentang keajaiban rekayasa biologi, pentingnya mencari sumber daya yang beragam (keberagaman hayati), dan hikmah yang tersembunyi dalam kepatuhan terhadap hukum alam yang telah ditetapkan. Bagi mereka yang merenungkan bagaimana makhluk sekecil lebah dapat menjalankan tugasnya dengan presisi sedemikian rupa tanpa perlu diajari oleh manusia, mereka akan menemukan bukti kuat akan keberadaan dan kekuasaan Sang Maha Pencipta. Proses alami ini adalah salah satu laboratorium alam terbesar yang diciptakan untuk direnungkan oleh umat manusia.